lihat foto
Laporan Wartawan TribunTravel.com, Ambar Purwaningrum
TRIBUNTRAVEL.COM - Kamu pasti sering mendengar pepatah yang menyebut jika selalu ada wanita hebat di balik setiap pria sukses.
Pepatah ini mencerminkan bagaimana pengaruh perempuan pada laki-laki.
Dimana perempuan selalu menjadi pendamping setia pasangannya.
Lalu apa jadinya jika para wanita ini mendamping pemimpin yang dikenal paling kejam di dunia.
Masih bisakah dia mempengaruhi perilaku pasangannya?
Dilansir TribunTravel.com dari laman unbelievable-facts.com, berikut 7 wanita di balik pria terkejam di dunia.
1. Jiang Kin - istri Mao Zedong
Jiang Qing, alias Madame Mao, lahir di Shandong, China pada 1914.
Ia seorang aktris, tokoh politik, dan Revolusi Komunis Tiongkok.
Dalam kehidupan aktingnya, Jiang Qing selalu menggunakan nama “Lan Ping” sebagai nama panggungnya.
Dia adalah istri keempat Mao Zedong, pemimpin revolusi China.
Mereka menikah pada 1949.
Jiang Qing juga bekerja sebagai sekretaris untuk Mao Zedong di kantor dan kepala bagian film departemen propaganda.
Namun, dia banyak dikenal sebagai Central Cultural Revolution Group.
Selama ini, dia bekerja untuk mempengaruhi budaya, seni, dan urusan negara.
Dengan kata lain, Jiang Qing membantu menyebarkan revolusi komunis hampir semua bidang kehidupan sosial.
2. Eva Braun - istri Adolf Hitler
Eva Braun adalah istri dari satu orang terkejam dalam sejarah, Adolf Hitler.
Ia lahir di Munich pada 1912.
Ketika bertemu Hitler, ia baru berusia 17 tahun.
Eva bekerja sebagai asisten dan model untuk fotografer Hitler.
Hubungannya dengan Hitler tidak diketahui oleh orang-orang Jerman sampai Perang Dunia II.
Mereka muncul hanya satu waktu bersama di depan umum, dan saat itulah dia duduk dekat Hitler di Olimpiade Musim Dingin 1936.
Fakta paling menarik tentang Eva Braun adalah dia menjadi istri Hitler selama 40 jam.
Hanya 40 jam setelah pernikahan, mereka melakukan bunuh diri bersama-sama.
Eva Braun melakukannya dengan meminum sianida, sedangkan Adolf Hitler menembakkan kepalanya dengan pistol.
3. Nadezhda Alliluyeva - istri Joseph Stalin
Nadezhda Alliluyeva adalah istri dari mantan pemimpin Rusia Joseph Stalin.
Dia lahir di Rusia pada 1901.
Ayahnya seorang pekerja kereta api.
Keluarga Alliluyev membantu Stalin dan memberinya tempat tinggal selama pengasingannya.
Nadezhda Alliluyeva pertama kali bertemu Stalin ketika tinggal di rumahnya setelah melarikan diri dari pengasingan Siberia pada 1911.
Setelah revolusi 1917, Alliluyeva menjadi asisten pribadi Stalin, dan mereka menikah pada 1919.
Dia memiliki dua anak dengan Stalin.
Menurut satu temannya, Alliluyeva memiliki beberapa masalah mental dan perubahan mood yang tiba-tiba, mungkin karena gangguan bipolar atau gangguan kepribadian.
Mereka sering memiliki argumen dalam pernikahan dan pada 1932, Alliluyeva bunuh diri dengan pistol.
4. Ko Yong-hui - Istri Kim Jong-il
Ko Yong-hui adalah istri dari mantan pemimpin Korea Utara, Kim Jong-il, dan ibu dari pemimpin negara, Kim Jong-un.
Ia lahir di Jepang dari seorang ibu Jepang dan ayah Korea.
Ko dan Kim bertemu pada 1972, dan mereka memiliki anak pertama mereka pada 1981.
Dikatakan jika Ko Yong-hui memiliki pengaruh atas Kim Jong Il terkait isu-isu politik.
Ko Yong-hui meninggal di Paris pada 2004 karena kanker.
5. Rachele Mussolini - istri Benito Mussolini
Rachele Mussolini adalah istri kedua dari Benito Mussolini, mantan pemimpin Italia.
Ia dilahirkan pada 1890 di Romagna, Italia.
Rachele pindah dengan Mussolini pada 1910.
Kemudian, mereka menikah lima tahun kemudian, tepat sebelum istri pertamanya, Ida Dalser, melahirkan anaknya.
Mereka memiliki lima anak.
Mussolini meski dikenal kejam ternyata sangat takut pada istrinya.
Dia selalu dengan Mussolini selama pernikahannya, tetapi ketika sang suami ditangkap dan dieksekusi, Rachele tidak ada.
Setelah Perang Dunia II, Rachele mencoba untuk melarikan diri.
Namun, ditangkap dan ditahan oleh partisan Italia, orang-orang yang membunuh Mussolini.
Ia mencintai Mussolini bahkan setelah kematiannya.
6. Khieu Ponnary - istri Pol Pot
Khieu Ponnary adalah istri pertama Pol Pot, alias “Saloth Sar,” mantan pemimpin Kamboja.
Dia putri dari seorang hakim, dan memiliki hak-hak istimewa di era kolonial Perancis.
Khieu mendapat gelar sarjana muda nya pada 1940, dan membuatnya menjadi wanita Kamboja pertama yang memiliki gelar ini.
Dia bertemu Pol Pot di Paris, dan kemudian menjadi sepasang kekasih.
Bahkan ketika Khieu bekerja sebagai guru SMA, dia mendukung Pol Pot yang sedang mempersiapkan revolusi.
Setelah Pol Pot berkuasa, Khieu bekerja sebagai Sekretaris Partai untuk sementara waktu.
Dia memiliki masalah mental dengan skizofrenia sejak 1975.
Khieu pikir Vietnam mencoba membunuhnya dan Pol Pot.
Setelah invasi Vietnam, Pol Pot menceraikannya dan mengatur pernikahan kedua.
Dia menderita masalah mental sampai meninggal pada 2003.
7. Marie Henriette - istri Leopold II dari Belgia
Marie Henriette adalah istri pertama Raja Leopold II dari Belgia, juga dikenal sebagai “Penjagal dari Kongo".
Ketika dia menikah dengan Pangeran Leopold, Henriette baru berusia 16 tahun.
Sayang, pernikahan mereka tidak berjalan dengan baik dan memutuskan untuk tidak hidup bersama.
Pada 1865, ketika suaminya menjadi raja Belgia, Henriette menjadi ratu.
Mereka kehilangan seorang putra pada 1869, dan kemudian mereka mencoba untuk memiliki anak lagi berharap mendapat anak laki-laki.
Namun Henriette justru melahirkan seorang anak perempuan.
Karena itu, mereka memutuskan untuk bercerai.
Henriette meninggal di Spa, sebuah kota Belgia, pada 1902.
Menurut Pauline de Metternich, Henriette dikenal energik dan lincah ketika dia masih muda.
