TRIBUNTRAVEL.COM - Pantai Selatan atau Laut Kidul sering kali diidentikkan dengan mitos Ratu Laut Selatan.
Satu di antaranya, adalah kawasan Parangtritis, Yogyakarta yang berada di kawasan Bantul, Yogyakarta.
Di kalangan masyarakat tertentu, sosok Ratu Laut Kidul atau Nyi Roro Kidul, dipercaya jadi penguasa di laut yang terkenal karena ombak ganasnya.
Di sisi lain, mitos yang masih dipercaya sebagian kalangan yaitu; tak boleh mengenakan pakaian hijau saat berada di Pantai Selatan.
Benarkah?
Video yang diunggah oleh akun Youtube Dolan Bengi mencoba mengungkapkan mitos soal pakaian hijau yang ada di masyarakat.
Rekaman itu mengunggah sesi wawancara dengan mahkluk astral di daerah Parangtritis dengan metode mediumisasi.
Ketika ditanya soal mitos pakian hijau, mahkluk itu menjawab, tidak benar.
"Ora popo (tidak apa-apa)," kata mediator.
Dia kemudian menjelaskan dalam bahasa Jawa yang lebih kurang bermakna, manusia jangan sampai kecil hati dan harus percaya Tuhan agar tak diganggu oleh mahkluk gaib.
Lantas seberapa ganas ombak Laut Kidul?
Catatan Tribun Jogja, potensi bahaya terseret arus di pantai pesisir selatan DIY sangat tinggi dan mematikan.
Hal ini terjadi karena adanya rip current atau arus retas yang biasanya terjadi di daerah pesisir yang memiliki embayment atau teluk.
Pakar Geomorfologi Pesisir UGM, Prof Sunarto mengungkapkan, seperti Parangtritis yang berkeluk dan pantai‑pantai lain di pesisir Gunugkidul yang biasanya berbentuk teluk dengan berbatas batuan tinggi.
Adanya ombak pemangsa ini pula yang selama ini kurang dimengerti pengunjung pantai.
Arus retas ini biasanya muncul di tengah cekungan pantai yang curam dan lokasinya bisa berpindah-pindah untuk pantai seperti Parangtritis.
"Ada yang menyebut palung, ada yang menyebut lebengan, ada yang menyebut sungai di dalam laut. Sebenarnya ini arus permukaan bukan arus dalam," ujar Sunarto awal pekan ini.
Pada wilayah ini menurut Sunarto gelombang lebih kecil dan tenang, sehingga banyak dipilih pengunjung.
Arus retas adalah pantulan dari dua kekuatan gelombang yang menghantam pantai yang mengalir dari tepi pantai yang kembali ke laut.
"Kekuatan seretnya pun besar yakni dua meter per detik," ujarnya.
Sunarto mengingatkan, pantai di Gunungkidul memiliki potensi bahaya lebih tinggi.
Selain rip current, karang tajam di sepanjang pantai‑pantai juga bisa membuat fatal.
"Proses rip current di pantai Parangtritis dan Gunungkidul sama. Bedanya satu, kalau ceruk di Gunungkidul merupakan muara sungai bawah tanah, jadi banter banget (arus menyeretnya). Lebih besar bahayanya, meski tidak semua merupakan muara sungai, Baron itu muara sungai," katanya.
Meski memiliki bahaya yang cukup besar, menurutnya wisatawan tidak perlu untuk dilarang mandi di laut.
Wisatawan perlu diberi pemahaman daerah daerah mana saja yang tidak boleh digunakan untuk mandi dan berbahaya.
Berita ini sebelumnya telah dimuat di Tribun Jogja dengan judul Ombak Pemangsa dan Mitos Tak Boleh Kenakan Baju Hijau di Laut Kidul].