Breaking News:

Bukan Cokelat atau Permen, Bar Ini Justru Jual Kokain! Datang ke Sana Tak Bakal Dipenjara

Kokain menjadi satu barang narkotika yang berbahaya. Di Indonesia, kokain dianggap ilegal.

worldtravelfiend.com
Ilustrasi 

Laporan Wartawan TribunTravel.com, Ambar Purwaningrum

TRIBUNTRAVEL.COM - Kokain menjadi satu barang narkotika yang berbahaya.

Di Indonesia, kokain dianggap ilegal.

Pengguna mau pun pemakai yang tertangkap dapat dihukum penjara atau mati.

Namun di negara ini, kokain justru dijadikan sebagai produk komersil.

Bahkan disajikan dalam berbagai campuran minuman, makanan, dan sebagainya.

Dilansir TribunTravel.com dari laman theculturetrip.com, Bolivia merupakan produsen daun coca terbesar ketiga di dunia dari.

(theculturetrip.com)

Coca telah tumbuh di wilayah tersebut sejak sebelum penjajahan sebagai obat alami untuk membantu penduduk asli mengatasi gejala seperti penyakit ketinggian, kelelahan, dan kelaparan.

Konsumsi daun ini menjadi bagian penting dari budaya Andes, sehingga secara resmi dinyatakan legal pada 1980-an.

Panen daun coca sekitar 20.000 hektar daun per tahun, secara resmi untuk konsumsi tradisional.

2 dari 4 halaman

Pada kenyataannya, hanya 12.000 hektar diperkirakan diperlukan untuk keperluan rumah tangga, dengan sisanya diduga berakhir di tangan pedagang yang memurnikannya menjadi pasta atau serbuk.

The Drug Enforcement Agency AS menyadari kegiatan ini.

(theculturetrip.com)

Di masa lalu, mereka mencoba menerapkan program pemberantasan coca radikal yang menggunakan metode kekerasan dan konfrontatif, akhirnya mengarah ke pengusiran dari negara itu oleh Morales anti-imperialis.

Beberapa menuduh pemerintah Bolivia terlibat dalam perdagangan narkoba.

Terlepas dari kenyataan jika kokain ilegal di Bolivia, namun peredarannya masih ada sampai sekarang.

(theculturetrip.com)

Banyak backpackers asing mencoba untuk mendapatkan kokain dari tempat aslinya.

Peluang ini kemudian dilihat Tim dari Route 36.

Mereka membuka bar ilegal uang melayani orang asing secara eksklusif.

Tak sembarang orang yang bisa masuk ke sana.

Mereka tidak memperbolehkan polisi atau wartawan untuk masuk ke sana.

3 dari 4 halaman

Ponsel juga tak boleh digunakan.

Tujuannya untuk menghindari foto bermunculan di media sosial.

(worldtravelfiend.com)
(worldtravelfiend.com)

Mereka juga menyuap polisi untuk membuat bar kokain satu-satunya di dunia ini tetap aman.

Lalu bagaimana bentuk dari Route 36?

Awalnya cukup sulit menemukannya, karena bar ini cukup tersembunyi.

Hanya sejumlah kecil sopir taksi yang tahun dimana lokasinya.

Setelah mencapai lokasi, pengunjung akan diantara menuju ke sebuah tangga.

Di sana mereka harus membayar USD 3,50 setara Rp 45,5 ribu untuk membayar biaya masuk.

Setelah masuk ke dalam bar, pemgunjung akan dihadapkan pada suasana yang temaram.

Di sudut ruangan, ada seorang wanita setengah baya yang mengaku sebagai pemilik.

4 dari 4 halaman

Dia akan mencampur koktail murah dengan sejumlah kecil kokain.

Sementara di sudut lain terlihat seorang DJ yang sedang memainkan musik.

Meski tak seglamor bar pada umumnya, tempat ini cukup banyak dikunjungi wisatawan.

(cloudfront.net)

Sebagian dari mereka adalah warga asing yang sedang berlibur ke Bolivia.

Tak cuma menikmati sajian yang terbuat dari kokain, pengunjung bisa saling bertukar cerita perjalanan, mendapat teman baru, atau sekedar mendengarkan musik.

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
BoliviaIndonesiaTribunTravel.com
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved