Breaking News:

Bukannya Didoakan, Mayat di Tempat Ini Kuburannya Malah Dibongkar dan Diajak 'Berjoget'

Setiap daerah di Indonesia tentu memiliki budaya-budaya sendiri dalam melakukan upacara kematian. Begitu pun dengan tradisi-tradisi kematian di dunia

SevenPonds Blog

Laporan Wartawan TribunTravel.com, Arif Setyabudi

TRIBUNTRAVEL.COM - Setiap daerah di Indonesia tentu memiliki budaya-budaya sendiri dalam melakukan upacara kematian.

Begitu pun dengan tradisi-tradisi kematian di dunia.

Di Madagaskar ada sebuah tradisi unik yang jadi tontonan turis asing.

Tradisi tersbut sebagai budaya menghormati orang yang sudah mati dan bernama ritual Famadihana.

Ritual Famadihana ini dilakukan oleh suku Malagasi

Tradisi pemakaman ini sangat unik karena orang yang sudah mati dan berubah jadi tulang diberikan penghormatan dengan dilakukannya sebuah ritual.

Biasanya, kuburan orang yang sudah mati digali dan diambil tulangnnya.

Tulang tersebut dibawa dengan kain kemudian diikat menggunakan tali.

Hal itu harus dilakukan oleh anggota keluarga yang merupakan sisilah dari orang yang sudah mati.

2 dari 3 halaman

Jadi, mereka membongkar kuburan para leluhurnya.

Seluruh anggota keluarga datang untuk mengikuti ritual ini.

Mereka yang datang wajib membawa bawaan, layaknya makanan dan minuman.

Menurut kepercayaan suku Malagasi, orang-orang yang sudah mati masih bisa berkomunikasi dengan mereka.

Dengan segera para pelayat berpesta dan menari-nari dengan iringan musik di sekitar jasad.

Keyakinan mereka, roh-roh orang yang sudah mati akan bergabung ke dunia para leluhur saat jasad sudah terurai.

Ritual Famadihana ini dilakukan per tujuh tahun saja guys.

Jika kamu beruntung menyaksikan ritualnya, kamu tentu akan terheran-heran dengan ritual ini yang mirip seperti pasar.

Para pelayat juga menari-nari dengan jasad yang dibungkus kembali dengan kain sutra.

Mayat diangkat oleh beberapa orang dan diajak berdanasa dengan alunan lagu yang ceria.

3 dari 3 halaman

Dilansir dari BBC, menurut masyarakat lokal ritual Famadhina dilakukan untuk menghormati para leluhur dan untuk
berkumbul keluarga besar.

Bagi suku Malagasi, ritual ini merupakan perwujudan kasih sayang mereka terhadap leluhur.

Sebenarnya, ritual ini baru ada sejak abad ke 17.

Pemakaman ganda di Asia Tenggara disebut sebagai yang mempengaruhi tradisi ini.

Praktik ritual Famadihana ini sedikit menurun karena mahalnya biaya kain sutra untuk melapisi jasad yang dibongkar kembali.

Bila kita traveling ke daerah ini tentu akan ngeri ya guys menari-nari dengan tulang orang yang sudah mati.

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
MadagaskarFamadihana
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved