Laporan Wartawan TribunTravel.com, Tertia Lusiana
TRIBUNTRAVEL.COM - Petugas kemanan bandara pasti sering kali kecolongan dengan penumpang-penumpang 'nakal' yang tidak terdeteksi.
Misalnya saja mereka yang membawa narkoba dan memiliki motif jahat lainnya.
Menanggapi hal itu, keamanan baru termasuk penyaringan penumpang akan lebih diketatkan mulai hari Kamis (26/10/2017) lalu di penerbangan melalui Amerika Serikat, seperti dilansir TribunTravel.com dari huffingtonpost.com.
Keamanan baru tersebut meliputi wawancara keamanan singkat dengan penumpang di jalur check-in.
Sayangnya, tindakan ini memicu kekhawatiran penundaan penerbangan dan waktu pemrosesan yang diperpanjang.
Disebutkan jika pemeriksaan ini akan mempengaruhi 325.000 penumpang pesawat dengan sekitar 2.000 penerbangan setiap hari di AS.
Sebelumnya, AS pernah mengumumkan pembatasan pembawaan perangkat elektronik di pesawat khususnya yang berasal dari 10 bandara di delapan negara Timur Tengah dan Afrika Utara.
Hal tersebut dilakukan sebagai tanggapan atas ancaman keamanan yang tidak ditentukan.
Untungnya, larangan tersebut kemudian dicabut pada bulan Juli lalu.
Akan tetapi Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengatakan hal itu dapat mengajukan beberapa tindakan berdasarkan kasus per kasus jika perusahaan penerbangan dan bandara tidak meningkatkan keamanan.
Alhasil keamanan wawancara singkat itulah yang kemudian dipilih.
"Kami melihat ini sebagai masalah besar bagi China Airlines," kata Steve Chang, wakil presiden senior perusahaan Taiwan.
Korean Airlines, maskapai andalan Korea Selatan, juga mengatakan pihaknya memiliki banyak masalah dengan langkah-langkah baru tersebut.
"Kami meminta pelanggan untuk datang ke bandara lebih awal ... Ini sangat merepotkan bagi penumpang," kata presiden dan COO Walter Cho kepada Reuters di Taipei.
Lufthansa Group mengatakan pada hari Selasa jika tindakan tersebut akan dilakukan pada hari Kamis dan wisatawan dapat menghadapi wawancara singkat saat check-in atau di gerbang.
Penumpang ekonomi di maskapai penerbangan Lufthansa di Swiss telah diminta untuk check in setidaknya 90 menit sebelum keberangkatan.
Airlines untuk Amerika, kelompok perdagangan A.S., mengatakan apabila perubahan tersebut "adalah tindakan keamanan yang kompleks."
Namun pemerintah harus memberikan fleksibilitas kepada maskapai dalam memenuhi peraturan baru tersebut.
"Langkah-langkah unilateral diumumkan tanpa konsultasi sebelumnya. Itu adalah sesuatu yang sangat memprihatinkan dan mengganggu," kata Alexandre de Juniac, CEO Asosiasi Transportasi Udara Internasional.
Seorang juru bicara Administrasi Keamanan Transportasi menolak untuk membahas perubahan spesifik tersebut.
Tetapi ia mengatakan "Amerika Serikat terus bekerja sama dengan mitra kami untuk meningkatkan garis dasar keamanan penerbangan global dan menjaga keselamatan perjalanan keseluruhan."
Nah, jika kamu akan pergi ke AS dan kemudian kembali ke Indonesia, jangan mepet-mepet ya pergi ke bandaranya jika tak ingian ketinggalan pesawat.