Breaking News:

Bukan Karena Tak Berpenghuni, Alasan Tempat Ini Dijuluki Kota Hantu Bikin Miris

Kali ini, sebuah kota bernama Araras di negara bagian Sao Paolo, Brasil, dijuluki sebagai kota hantu bukan karena tak berpenghuni.

Mirror.co.uk
Djalma Antonio Jardim 

Laporan Wartawan TribunTravel.com, Rizky Tyas

TRIBUNTRAVEL.COM - Mendengar istilah kota hantu, hal pertama yang kalian bayangkan pasti sebuah tempat tak berpenghuni karena ditinggalkan penduduknya.

Kali ini, sebuah kota bernama Araras di negara bagian Sao Paolo, Brasil, dijuluki sebagai kota hantu bukan karena tak berpenghuni.

Julukan itu melekat pada Araras karena warganya yang takut dengan paparan sinar matahari.

Sebagian besar penduduk kota ini menderita Xeroderma Pigmentosum (XP), penyakit kulit langka yang membuat penderita sangat sensitif terhadap sinar ultra violet.

Orang yang menderita XP sangat rentan terhadap kanker kulit.

Kulit mereka terlihat rentan, jika terkena panas akan meleleh atau keropos.

Dilansir Tribun Travel dari laman odditycentral.com, warga Araras sebagian besar terdiri dari masyarakat petani tropis.

Bagi orang-orang ini, pekerjaan di luar ruangan tidak bisa dihindari.

Tidak ada pilihan bagi mereka selain menghabiskan waktu berjam-jam di bawah sinar matahari.

2 dari 3 halaman

Dari 800 warga, lebih dari 20 orang menderita kelainan kulit ini.

Satu di antaranya adalah Djalma Antonio Jardim yang telah menderita Xp selama beberapa tahun.

odditycentral.com
odditycentral.com

"Aku selalu terkena sinar matahari. Bekerja menamam beras, panen, merawat sapi, dan lain-lain," katanya.

"Semakin aku paksakan, kondisiku semakin memburuk," tambah Jardim.
Ketika berusia sembilan tahun hanya ada sedikit bintik-bintik dan benjolan kecil di wajahnya.

Jika ia bisa mendapat pekerjaan di dalam ruangan, tentu semua tidak akan separah ini.

Penyakit yang diderita Jardim telah menggerogoti kulit bibir, hidung, pipi, dan mata.

Kini, ia harus memakai masker untuk menyembunyikan kerusakan di wajahnya.

Selain itu, Jardim juga tak boleh lupa memakai topi untuk tetap menjaga bagian yang tersisa di wajahnya.

Selama bertahun-tahun, Jardim telah melakukan lebih dari 50 operasi untuk menghilangkan penyakit ini.

Sayangnya, belum ada yang mampu menyembuhkannya.

3 dari 3 halaman

Tapi setidaknya dengan memakai topi, kulitnya lebih terlindungi.

Selanjutnya
Tags:
BrasilSao Paolo America Mineiro
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved