Laporan Wartawan TribunTravel.com, Rizkianingtyas Tiarasari
TRIBUNTRAVEL.COM - Satu di antara hal yang paling bisa dikenal dari Negara Jepang adalah 'love hotel.'
Mengapa bisa demikian?
Pasalnya, ada lebih dari 37 ribu 'love hotel' yang tersebar di hampir seluruh kawasan Negeri Matahari terbit.
Bahkan love hotel bisa disewa semalam atau per jam saja untuk sesi percintaan.
Dilansir TribunTravel.com dari laman thesun.co.uk, love hotel merupakan pilihan traveler Jepang yang dapat menyediakan fasilitas untuk berhubungan intim.
Menjamurnya love hotel di Jepang sudah mulai pada 1960an dan sekarang digunakan oleh hampir semua orang.
Mulai dari pasangan muda, hingga pasangan yang punya affair perselingkuhan.
Namun, tak selamanya love hotel berkesan tidak terawat, lho.
Banyak dari hotel semacam ini yang memiliki tema-tema tertentu, tergantung pada preferensi seksual tamu mereka.
Kamar-kamar didesain untuk memenuhi fantasi para tamu dan dengan dekorasi yang beragam.
Mulai miniatur sel penjara, gerbong kereta bawah tanah palsu dan istana Yunani, hingga tema perbudakan religius dan bajak laut.



Beberapa tema kamar malah terlihat lebih menyeramkan, dengan seragam sekolah yang tergabung dengan kamar tidur anak-anak.


Ada juga beberapa tambahan benda yang dapat digunakan pelanggan saat berhubungan seks, termasuk ayunan dan mesin penjual (vending machine) yang mengeluarkan vibrator.
Seorang fotografer Amerika, Misty Keasler, telah mengunjungi banyak love hotel saat berkunjung ke Jepang untuk membuat buku fotografi berjudul 'Love Hotels: The Hidden Fantasy Rooms of Japan.'


Misty mengatakan kepada Wired, "Saya baru saja mengunjungi sejumlah hotel - pada 2004 dan 2005 saja sudah ada sekitar 30.000 hotel cinta di Jepang."
"Bandingkan dengan jumlah 7.000 Starbucks di negara bagian Texas."
Menurut pembuat film asal Inggris, Phil Cox, yang membuat sebuah film dokumenter tentang cara kerja love hotel di tahun 2014, love hotel sekarang juga menjadi lebih populer di kalangan wisatawan dan sering dijadikan sebagai tempat pesta.
Phil mengatakan kepada The Telegraph, "Mereka bukan rumah pelacuran tapi sebuah ruang untuk merealisasikan sejumlah permainan, fantasi, dan bentuk pelarian."
"Mereka (love hotel) bukan hanya ditujukan untuk seks, tapi juga bisa dijadikan untuk berdandan, karaoke, pesta... beberapa orang bahkan hanya memesan kamar itu untuk dirinya sendiri."
Wah, ternyata rupa di dalam love hotel di Jepang cukup unik ya?