Laporan Wartawan TribunTravel.com, Rizky Tyas
TRIBUNTRAVEL.COM - Zaman dulu, bicara soal prostitusi dianggap tabu.
Seiring berjalannya waktu, cara pikir orang yang lebih maju telah merubahnya.
Profesi tertua di dunia ini ternyata memiliki sejarah yang berbeda di setiap negara.
Di seluruh dunia, 'menjajakan tubuh' telah menjadi praktik umum selama berabad-abad.
Dilansir dari laman Wittyfeed.com, mari kita lihat sejarah prostitusi dari 5 negara berbeda dan peranannya.
1. Kekaisaran Ottoman
Pada masa ini, jaringan prostitusi menggunakan anak laki-laki yang dijadikan pembantu mandi atau pelayan wanita.
Biasanya mereka dipaksa tinggal di rumah.
Laki-laki muda yang memiliki daya tarik adalah orang yang paling umum terlibat prostitusi pada masa kekaisaran Ottoman.
2. Italia
Keberadaan prostitusi di Italia kembali setelah Renaissance Italia.
Ada yang dilakukan secara diam-diam, ada juga yang secara terbuka tanpa rasa takut.
Bahkan beberapa tempat melegalkan praktik prostitusi.
3. Jepang
Pekerja seks di Jepang, yang dikenal sebagai "oiran" tidak berbeda dengan di berbagai negara lainnya.
Mereka menari, bernyanyi, dan membaca puisi untuk klien mereka.
Di Jepang, prostitusi dibedakan dalam beberapa tingkatan berdasarkan status sosial mereka.
Tayu, yang merupakan level tertinggi, memiliki kemampuan yang berbeda termasuk menolak melayani klien.
4. India
Sama seperti Jepang, pekerja seks di India selama Kekaisaran Mughal dibagi menjadi beberapa kelas.
Satu di antaranya adalah ganika, yang paling berbakat dalam tingkatannya.
Tingkat terendah adalah devadasis, yang sering dipaksa untuk menjadi tunawisma setelah tua dan sudah tidak menarik lagi.
5. Amerika
Prostitusi di Amerika Serikat kembali setelah Revolusi Amerika, yang menemukan beberapa wanita menawarkan diri untuk menemani tentara.
Tak lama setelah pemberontakan, prostitusi semakin marak di seluruh New York City, dan jumlah uang yang dihasilkan dari profesi ini terakumulasi dengan cepat.