Laporan Wartawan TribunTravel.com, Ambar Purwaningrum
TRIBUNTRAVEL.COM - Suku Indian dikenal sebagai satu kelompok yang berbahaya.
Ketangguhannya dalam menghadapi hutan Amazon yang berbahaya membuatnya patut diacungi jempol.
Bayangkan saja, mereka tetap mampu bertahan hidup di dalam hutan yang menyimpan ribuan misteri di dalamnya.
Tak cuma suku di Amazon saja yang dikenal tangguh.
Penduduk di sebuah pulau di Kepulauan Solomon ini juga.
Bayangkan saja, mereka setiap hari harus berkutat dengan belasan hiu ganas demi bisa bertahan hidup.
Dilansir TribunTravel.com dari laman dailymail.co.uk, penduduk asli Pulau Owagiri di Kepulauan Solomon memiliki satu keunikan yang menarik.

Bayangkan saja, mereka mampu bertahan hidup berdampingan dengan belasan hiu tiap harinya.
Hiu yang dikenal sebagai satu predator terganas ini dapat hidup dengan aman dan tenang bersama manusia di Pulau Owagiri.

Penduduk di pulau ini hanya sekitar 1.000 jiwa.
Mata pencaharian mereka sehari-hari sebagai nelayan.

Jangan bayangkan mereka menggunakan jaring atau bom laut.
Cara yang dilakukan penduduk ini untuk menangkap ikan terbilang cukup kuno.
Mereka menggunakan tombak untuk mencari ikan.

Bukan tanpa alasan mereka melakukannya, sebab penurunan ikan menurun drastis saat menggunakan jaring.
Jika kita beranggapan cara kuno yang mereka lakukan berbahaya, itu hanya sebagian kecil saja.
Bahaya justru tampak terlihat dari dalam laut.

Ya, belasan hiu martil sudah menanti di sana.
Meski berbahaya, kenyataannya hiu ini tak pernah menyerang penduduk pulau.
Mereka punya cara sederhana untuk menghindari serangan hiu.

Pertama, tidak menggunakan sesuatu yang mengkilap, sebut saja arloji, gelang dan sebagainya.
Kedua, jika hiu mendekat, maka mereka harus langsung memandang matanya.
Jangan pernah berlari, tapi harus langsung hadapi.

Cara itu ternyata membantu mereka terhindar dari serangan dan dapat bebas berburu ikan di dalam laut.
Tak cuma menghindari serangan, penduduk ini juga sering menjadikan hiu-hiu ini sebagai komoditas.

Mereka biasanya menjual sirip dan dagingnya pada pengusaha.
Sayang karena jumlah hiu yang semakin menipis membuat mereka sadar untuk berhenti memburunya.

Kini penduduk pulau tengah berusaha melakukan penyuluhan untuk menghentikan perburuan hiu.