Laporan Wartawan TribunTravel.com, Tertia Lusiana
TRIBUNTRAVEL.COM - Banyak yang tidak menyadari fungsi dari benda yang satu ini.
Adalah air vent atau ventilasi udara di pesawat terbang.
Air vent biasanya terletak di atas kursi penumpang yang biasanya justru ditutup oleh penumpang.
Dilansir TribunTravel.com dari telegraph.co.uk, beberapa penelitian menyebutkan jika ventilasi ini tidak mengandung kuman lebih daripada udara.
Dengan menutup ventilasi justru akan berakibat buruk selama penerbangan.
Mengapa demikian?
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 2015 lebih dari 3,5 miliar penumpang dan 500.000 pilot dan awak kabin terkena rendahnya tingkat oli mesin di udara.
Pabrik pesawat, bagaimanapun, menjaga udara kabin aman untuk bernafas.
Untuk itu, peneliti mengklaim cara terbaik mengatasinya adalah dengan membiarkan ventilasi udara di atas tempat duduk terbuka dan membuat diri traveler terkena sinar udara yang disaring.

Lubang ventilasi ini ternyata memiliki fungsi untuk mengambil semua karbon dioksida yang diembuskan penumpang pesawat.
Ventilasi itu juga akan memiliki efek baik menukar udara dan menyebarkannya kembali ke seluruh bagian pesawat.
"Untuk virus di udara, sangat penting untuk ventilasi, karena ventilasi menjadi alat utama Anda untuk mengendalikan selain mengisolasi orang yang terkena penyakit," Dr. Mark Gendreau, seorang ahli penyebaran penyakit menular di Medical Center Lahey-Peabody.
Pada umumnya cara kerja ventilasi di pesawat tidaklah sama dengan ventilasi lainnya.
Jadi sangat minim traveler akan terkena penyebaran virus.
Peneliti mengklaim antara 94 dan 99,9 persen mikroba udara ditangkap oleh saringan udara pesawat dan udara kabin benar-benar segar setiap dua atau tiga menit - jauh lebih baiak dari udara dalam kantor.
Mungkin risiko terbesar tertular penyakit udara di pesawat adalah ketika sebuah penerbangan tertunda di lapangan dan sistem ventilasi dimatikan.
So, mau tetap menutup ventilasi udara?