lihat foto
Laporan Wartawan TribunTravel.com, Ambar Purwaningrum
TRIBUNTRAVEL.COM - Setiap orang di seluruh dunia pasti pernah melakukan selfie, entah itu hanya sekali atau sampai ratusan kali.
Untuk menghasilkan gambar terbaik, beberapa aplikasi dibuat khusus bagi penggemar foto selfie.
Jika sebelumnya aplikasi hanya seputar memperhalus atau mencerahkan gambar, kini ada yang khusus mendeteksi kanker.
Uniknya, bukan dari serangkaian pemeriksaan, melainkan hanya dari selfie yang kamu lakukan.
Dilansir TribunTravel.com dari laman geek.com, para peneliti tengah mengembangkan sebuah aplikasi yang dapat memungkinkan seseorang yang selfie dapat sekaligus mendeteksi penyakitnya.
BiliScreen merupakan sebuah aplikasi selfie yang tengah dalam masa pengembangan.
Aplikasi ini menggunakan kamera smartphone, algoritma kamputer dan juga pendeteksi wajah yang mampu membantu kini menemukan penyakit yang ada dalam tubuh hanya dari foto wajah.
Jenis penyakit yang biasanya dideteksi menggunakan aplokasi ini adalah kanker pankreas dan penyakit lainnya.
Aplikasi ini dapat mendeteksi peningkatan kadar bilirubin dalam seseorang, yakni pada bagian putih mata.
Ketika kadar bilirubin tinggi, kulit dan putih mata akan tampak kuning.
Ini menjadi satu gejala awal dari kanker pankreas.
Tujuan dibuatnya alat ini adalah membantu mendeteksi kanker sejak dini.
“Banyak orang yang terkena kanker pankreas sering terlambat mengetahuinya dan biasanya gejalanya sudah parah,” kata ilmuwan Alex Mariakakis, seorang mahasiswa doktoral di University of Washington Paul G. Allen School of Computer Science & Engineering, dalam sebuah pernyataan.
Dalam studi klinis yang diikuti 70 orang, aplikasi BiliScreen dapat mengidentifikasi keberadaan kanker pankreas mencapai 89,7 persen.
Tanpa menggunakan tes darah, BiliScreen memungkinkan siapa saja dengan smartphone menilai diri mereka sendiri.
Cara kerja alat ini cukup sederhana.
Kamu hanya perlu foto selfie, kemudian BiliScreen akan menangkap gambar dari mata seseorang.
Sebuah sistem visi komputer kemudian mengisolasi bagian putih dan menghitung informasi warna dari sklera (lapisan luar putih bola mata).
"Harapannya dengan keberadaan alat ini dapat membantu pasien mengetahui penyakitnya lebih dini dan mendapatkan penanganan lebih awal," ujarnya.
