Breaking News:

Mau Mendaki Gn Merapi via Sapuangin? Perhatikan Biaya Simaksi hingga Larangan Tak Boleh Bawa Lonceng

Ingin mencoba sensasi mendaki Gunung Merapi via Sapuangin, Klaten, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Termasuk biaya simaksi hingga larangannya

Penulis: Sri Juliati
Editor: Sri Juliati
TribunTravel.com/Sri Juliati
Gunung Merapi dari Gunung Merbabu, Jawa Tengah. 

Laporan Wartawan TribunTravel.com, Sri Juliati

TRIBUNTRAVEL.COM - Gunung Merapi yang berada di Provinsi DI Yogyakarta dan Jawa Tengah memang masih jadi primadona banyak pendaki.

Gunung dengan ketinggian 2.930 mdpl itu tak hanya menawarkan panorama dari atas yang memanjakan mata.

Namun juga berbagai cerita misteri yang justru bikin pendaki penasaran.

Untuk sampai di gunung ini, kini pendaki tak hanya bisa melalui via basecamp New Selo, Boyolali, Jawa Tengah.

Sebab sudah dibuka jalur pendakian baru, yaitu via Sapuangin, Dukuh Pajegan, Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Klaten sejak Mei lalu.

Dilansir dari Tribun Jogja, pembukaan rute tersebut kian menambah destinasi wisata di lereng Gunung Merapi yang ada di Kabupaten Klaten.

Kepala Desa Tegalmulyo, Sutarno mengatakan, di desa setempat sudah terdapat sejumlah obyek wisata.

Antara lain gua Jepang, Sendang Gemuling, kampung Gir Pasang, dan yang terbaru embung Tirta Mulya.

Ia menjelaskan, panjang jalur Sapuangin mencapai 5,4 kilometer dari basecamp hingga Pasar Bubrah sebagai batas pendakian.

2 dari 4 halaman

Jalur Sapuangin relatif lebih landai jika dibandingkan dengan jalur pendakian via Selo.

Nah, bagi traveler yang ingin mencoba sensasi mendaki Gunung Merapi via Sapuangin, ada beberapa hal yang harus diperhatikan.

Pertama, berdasar info yang dibagikan pengguna Instagram, @lia.luli dan diunggah ulang akun @pendakiindonesia, adalah biaya simaksi yang harus dikeluarkan.

Yaitu sebesar Rp 41 ribu.

Rinciannya tiket masuk Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) sebesar Rp 10 ribu, tiket asuransi TNGM Rp 1 ribu, serta retribusi BUMDesa Tegalmulyo Rp 30 ribu, sudah termasuk parkir dan fasilitas WiFi.

Simaksi merupakan satu syarat wajib yang harus dimiliki calon pendaki untuk bisa mendaki gunung di kawasan konservasi seperti di area taman nasional.

Kuota pendakian pun dibatasi, hanya boleh 20 orang per hari.

"Disarankan untuk booking via WhatsApp dulu ke pihak basecamp," tulis akun tersebut.

Untuk nomor WhatsApp 085729814775/081542615537.

Akun tersebut juga menginfokan bagaimana kondisi jalur pendakian, estimasi perjalanan, hingga larangan selama mendaki Gunung Merapi via Sapuangin.

Pendakian Gn Merapi via Sapuangin
Pendakian Gn Merapi via Sapuangin (Tangkapan layar INSTAGRAM/@pendakiindonesia)
3 dari 4 halaman

Berikut postingan selengkapnya:

"Track pendakian landai, nanjak biasa, nanjak pakai tali, kemiringan bisa sampai 90 derajat (dan ada yang kemiringan curam tapi tanpa tali), naik turun bukit pokoknya."

"Estimasi perjalanan (tim kami), Basecamp - Pos 1 : 1,5 jam; Pos 1 - Pos 2 : 1,5 jam; Pos 2 - Pos 3 : 3 jam; Pos 3 - Pos 4 : 2 jam (kebanyakan ambil foto); Pos 4 - Pasar Bubrah : 45 menit (tanpa beban)

"Tidak disarankan:

-mendaki memakai tangtop dan hotpant/celana pendek/celana gemes karena semak disini masih rimbun dan bisa lebih tinggi dari manusia ( kalau kulitnya antigores sih nggapapa )"

- mendaki malam hari

- memakai baju hijau

- membawa klontong sapi / lonceng

- mendaki saat musim hujan (bisa prosotan di air terjun dadakan)"

"Disarankan menyimpan air disetiap pos untuk persediaan turun gunung ( stok aman untuk pendakian per orang bawa 4-5 liter) *mending sisa daripada dehidrasi."

4 dari 4 halaman

"oke, silahkan yang mau nyicip jalur super ini yah,jangan ninggalin sampah, jalur ini sangat bersih (disayangkan kemaren ketemu rombongan yang ninggalin kardus martabak, mending ada isinya) dan jangan lupa selalu koordinasi dengan pihak basecamp, karena banyak info yang belum disampaikan disini."

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
Gunung MerapiSapuanginKlatenSelo
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved