Laporan Wartawan Tribun Jogja, Gilang Satmaka
TRIBUNTRAVEL.COM - Berbagai tempat peninggalan dengan kisahnya masing-masing muncul di kawasan lereng Merapi pasca bencana erupsi Merapi tahun 2010 silam.
Peninggalan-peninggalan yang masih menyimpan berbagai perabotan rumah tersebut, seakan menjadi saksi bisu kedahsyatan letusan Merapi kala itu.
Kisah-kisah tragis pun terselip di balik kejadian yang memakan ratusan korban jiwa tersebut.
Salah satu tempat peninggalan, dan sekaligus untuk mengenang dahsyatnya Erupsi Merapi tahun 2010 silam ialah Galeri Sarsuadji atau orang sering menyebutnya galeri 'Omahku Memoriku'.
Menurut Anna salah seorang pedagang di sekitar lokasi tersebut, tempat ini dulunya merupakan sebuah rumah milik seseorang yang bernama Sarsuadji.

"Pak sarsuadji sudah meninggal tapi istrinya masih hidup. Istrinya bernama Pudi Sartono, dan mempunyai tiga orang anak, satu laki-laki dan dua perempuan," jelas Anna.
Galeri Sarsuadji 'Omahku Memoriku' tersebut terletak di dusun Petung, Kepuharjo Cangkringan Sleman.
Menurut informasi yang terdapat pada galeri tersebut. galeri bekas rumah almarhum Sarsuadji itu, dulunya merupakan bangunan rumah tua yang pertama kali didirikan oleh Kiai Siyem dan Nyai Siyem sebagai rumah pertama di desa.

Rumah tersebut awalnya hanya terbuat dari kayu dengan dinding yang terbuat dari anyaman bambu.
Rumah tersebut didirikan menghadap ke selatan, dan membelakangi Gunung Merapi, seperti ciri rumah-rumah desa di Jawa pada umumnya yang berada sekitar lereng Merapi.
Rumah milik Sarsuadji tersebut, secara arsitektur memiliki struktur bangunan rumah kampung Jawa, dengan model Corak Semar Pinodong.
Menurut Informasi yang ada di tempat tersebut, Kekhasan model rumah itu ditunjukan dengan tiang dan pasak yang terbuat kayu nangka.
Lalu selain itu, rumah ini memiliki 1 kamar tamu yang luas, 1 beranda depan, 4 kamar tidur, 2 dapur dan 1 kamar mandi.
Semenjak puncak erupsi Merapi pada tanggal 5 November 2010 silam, bangunan rumah ini tidak dapat digunakan dan ditinggali lagi oleh keluarga Almarhum Sarsuadji.
Setelah tiga tahun pasca erupsi Merapi, rumah tersebut kemudian dibuka kembali untuk galeri korban fisik erupsi Merapi pada tanggal 22 Oktober 2013 lalu.

Galeri ini didirikan dengan tujuan untuk menggambarkan betapa dahsyatnya erupsi Merapi pada tahun 2010 silam.
Setelah bencana dahsyat Gunung Merapi tersebut, Dusun Petung sendiri menjadi satu dusun yang mempunyai tingkat ancaman yang tinggi dari erupsi Merapi.
"Akibat erupsi Merapi tahun 2010 tersebut telah membuat hulu sungai Gendol yang semula hanya berukuran 50-75 meter, kemudian menjadi 150-250 meter, karena runtuhnya kawah gegerboyo," tambah Anna.
Di galeri Sarsuadji ini, traveler dapat menyaksikan seluruh perabotan rumah tangga, dan segala alat kebutuhan hidup hangus bahkan meleleh terbakar.
Mulai di sisi depan rumah, kamu dapat melihat bekas kandang sapi dan sisa tulang belulang dari kedua sapi milik Sarsuadji.

Masuk ke ruang tengah, traveler akan menjumpai segala perabot rumah tangga di ruang tamu ya semuanya hangus terbakar dan meleleh.
Selain itu foto-foto kejadian saat erupsi merapi terjadi juga terpajang dan tertata rapi di ruanagan ini.
Di ruang paling belakang, yaitu dua dapur yang luas yang digunakan untuk memasak dan mencuci piring dan gelas kotor, nampak hangus terbakar pada dinding-dindingnya.
Bahkan ada sebuah ceret (Ketel) besi jaman dahulu, yang terbakar hingga penyok dan berlekuk.
Dapat digambarkan betapa panasnya awan panas yang menerjang tempat itu dulu.
Di tempat tersebut tak jarang juga aroma belerang yang masih tercium dari sisa-sisa debu abu vulkanik yang masih menempel pada perabotan rumah tangga di galeri.

Suasana ditempat tersebut sangat sunyi dan hening, yang dapat mengingatkan kembali pada kita manusia betapa dahsyatnya ketika alam sedang murka.
Untuk menuju ke galeri tersebut, tidaklah rumit.
Dari Yogyakarta traveler bisa melalui jalan Kaliurang menuju ke arah Cangkringan.
Ikuti jalan beraspal hingga sampai kawasan desa wisata Petung, lalu belok Kekanan ikuti jalan dengan medan barbatu dan terjal, setelah lokasi wisata Stonehenge, kamu terus melanjutkan perjalanan kurang lebih sekitar 700 meter, di kiri jalan menanjak anda sudah akan sampai lokasi tersebut.