Laporan Wartawan TribunTravel.com, Tertia Lusiana
TRIBUNTRAVEL.COM - Siapa yang tak kenal dengan produk minuman yang satu ini.
Bukan hanya di Indonesia, Coca-Cola bahkan jadi minuman favorit diberbagai negera barat.
Dengan ketenaran Coca-Cola akhirnya merek-merek palsu pun bermunculan di pasaran.
Meski demikian, nyatanya Coca-Cola tak pernah tergantikan di hati konsumen.
Terlepas dari hal tersebut, ada beberapa fakta tentang merek minuman paling terkenal di dunia ini.
Dilansir TribunTravel.com dari laman therichest.com, fakta ini cukup mengejutkan dan sulit dipercaya.
Berikut selangkapnya.
Kriminalitas Tinggi, Solo Traveler Sebaiknya Hindari Liburan di 5 Kota Paling Berbahaya di Dunia Ini https://t.co/jpUrQq4rqQ
— Tribun Travel (@TRIBUNTravel) July 24, 2017
1. Coca-Cola mengandung kokain

Pada tahun 1885, Coca-Cola dinamakan demikian karena dua dari bahan-bahannya adalah kacang kola dan daun coca.
Dalam penggunaan ekstrak cair dari daun coca, setidaknya ada kokain yang juga termasuk dalam Coke ini sampai substansi itu sama sekali dihilangkan pada tahun 1929.
Bahkan, pada tahun 1891, ketika diskusi tentang aspek-aspek negatif dari kokain mulai mencuat, pembuat Coke ingin menyingkirkan ekstrak daun koka sebagai bahan dasar.
Kekhawatiran ini membuat nama Coca-Cola dipertaruhkan hingga ahirnya hanya ada sedikin koka di dalam minuman ini.
Akan tetapi daun ini tidak dapat menyebabkan efek yang signifikan pada konsumen.
2. Ikan Coke pernah dilarang akibat tampilan berunsur fulgar

Seperti beberapa gambar adegan dewasa pada film Disney, produk ini juga pernah menampilkan gambar yang diidentifikasi terlalu fulgar.
Iklan tersebut rilis di Australia Selatan pada pertengahan 80-an.
Alhasil iklan tersebut ditarik dan dimusnahkan semua posternya.
Selain itu, desainer yang menggambar juga dituntut dan dipecat.
3. Botol Coca-Cola terinspirasi dari pod bibit kakao

Pada tahun 1915, botol soda Coca-Cola berbentuk seperti botol soda lainnya dan satu-satunya tanda yang membedakan botol dari yang lain adalah label kertas Coke.
Namun ketika boteol ditempatkan ke dalam air pendingin dan lebel kertas mulai hilang, minuman ini jadi susah dibedakan.
Coca-Cola kemudian mensponsori kompetisi merancang botol di antara pemasok botol nya, dan manajer pabrik Indiana Alex Samuelson memutuskan hal ini akan menjadi ide bagus untuk desain botol baru.
Namun demikian, gambar dari pod kakao memberi sang desainer ide untuk botol Coke.
4. Coca-Cola dihasut untuk berbisnis dengan Nazi Jerman dan mensponsori Olimpiade 2014

Seperti yang dilakukan beberapa perusahaan besar Amerika, Coca-Cola memiliki hubungan yang kontroversial dengan Nazi Jerman.
Selama Perang Dunia II, sebuah divisi dari perusahaan beroperasi di Jerman.
Beberapa eksekutif puncak di sana menjadi anggota masyarakat dari Partai Nazi.
Bahkan, ketika pabrik Coca-Cola Jerman tidak bisa lagi memperoleh bahan-bahan untuk membuat Coke, mereka malah menciptakan Fanta terutama untuk Jerman.
Semantara ada tahun 2014, Coca-Cola sekali lagi dirayu untuk berkontroversi dengan sponsor dari Olimpiade Musim Dingin Sochi
Perusahaan menanggapi kontroversi dengan posting di situsnya surat terbuka yang menegaskan status merek sebagai “salah satu merek paling inklusif di dunia.”
5. Coca-cola dipasrkan sebagai obat penyembuhan kecanduan morfin dan impotensi pria.

Setelah terluka dalam Perang Saudara, Kolonel John Pemberton menjadi kecanduan morfin dan mencari pengganti yang aman.
Resep Coca-Cola pertama kemudian dirumuskan di sebuah toko obat di Columbus, Georgia sebagai anggur coca.
Pada tahun 1885, zat itu terdaftar sebagai obat kuat dan tahun berikutnya, Coca-Cola dijual sebagai obat yang konon bisa menyembuhkan beberapa penyakit, termasuk kecanduan morfin, neurasthenia, dispepsia, sakit kepala, dan impotensi.
Tentu saja, hari ini, minuman Coca-Cola dipasarkan hanya sebagai minuman yang menyegarkan tanpa sifat obat.
6. Di India, Coca-Cola ditemukan mengandung pestisida

Pada tahun 2003, Pusat Ilmu Pengetahuan dan Lingkungan (CSE) dari New Delhi mengumumkan, air yang digunakan oleh Coca-Cola dalam produksi minuman mereka mengandung pestisida beracun yang bisa menyebabkan kanker dan kerusakan sistem kekebalan tubuh.
Lebih khusus, minuman Coca-Cola ditemukan mengandung tiga puluh kali jumlah pestisida yang diizinkan di bawah peraturan Uni Eropa.
Perusahaan marah membantah tuduhan, tetapi masih melihat penurunan 11% dalam penjualan.