Laporan Wartawan TribunTravel.com, Ambar Purwaningrum
TRIBUNTRAVEL.COM - Jika Indonesia punya gang Dolly, maka India punya Red Light Distrik.
Kedua kawasan ini memiliki persamaan.
Gang Dolly disebut-sebut sebagai rumah prostitusi terbesar di Asia Tenggara.
Sedangkan Red Light Distrik dikenal sebagai rumah prostusi terbesar di Asia.
Perbedaannya hanyalah, Gang Dolly sudah lama ditutup sedang Red Light Distrik masih beroperasi sampai sekarang.
Dilansir TribunTravel.com dari laman Barcroft.tv, Red Light Distrik berada di kawasan Sonagachi, Kolkata, India.

Dimana lokasi itu dipenuhi dengan ratusan rumah bordir dengan 14 ribu pekerja seks dari berbagai tempat di seluruh India.
Banyak dari mereka bekerja karena paksaan dan harus melayani pelanggan sepanjang hari tanpa kenal lelah.

Sementara lainnya bergabung karena penghasilan yang mereka dapatkan lebih tinggi dibanding pekerjaan sebelumnya.
Seorang pekerja seks Sonagachi, Baishaki, mengatakan, "Saya dulunya bekerja sebagai pembantu rumah tangga dimana mendapatkan gaji sekitar 15 pound perbulan atau setara Rp 240 ribu, sedangkan sekarang setelah bekerja di sini saya mendapatkan uang 170 -180 pound atau setara Rp 2,7 juta - Rp 2,9 juta perbulan".

Tak cuma itu saja, ada pekerja seks yang bekerja karena tradisi keluarga.
Mereka melakukannya karena seluruh keluarganya juga berprofesi sama.
Red Light Distrik semakin ramai ketika memasuki akhir pekan.

Para pelanggan datang dari berbagai usia dan profesi yang berbeda.
Setiap pekerja seks memiliki kisah mereka sendiri.
Mereka memgklaim menemukan kehidupan yang lebih baik sejak tiba di Sinagachi.

Bina, seorang pekerja seks menuturkan, "Saya menikah dengan seorang pemabuk selama tujuh tahun. Dia sering memukul saya setiap hari. Saya bertahan hanya demi anak. Dan setelah bekerja di sini saya menemukan kebahagiaan dari satu pelanggan saya".
Seorang pekerja seks tertua di Sonagachi, Maya Banerjee, 72 tahun, menurutkan jika dia tetap mencintai pekerjaannya itu.
Dia bahkan telah menghabiskan waktu bertahun-tahun bekerja sebagai pekerja seks dan kini dia sudah terlalu tua untuk melakukannya.

Meskipun sudah tak lagi mampu bekerja, Maya tetap memilih untuk berada di Red Light Distrik, dimana dia menghabiskan sebagian hidupnya.
Dia mengatakan, "Seekor ikan yang hargaynya 160 rupee perkilo bila ditempat lain, akan dijual dengan harga 250 rupee perkilogram bila di sini. Dan seperti pepatah itulah kehidupan di Sonagachi".
Untuk mencegah penularan penyebaran penyakit seperti AIDS, beberapa LSM dan organisasi pemerintah berupaya penuh melakukan pengamanan.
Meski prostitusi ilegal di India, namun Kabita, seorang pekerja seks yang juga pekerja sosial, mengatakan, “Legalisasi prostitusi akan membantu pemerintah memperoleh penghasilan yang baik dan dapat mengurangi jumlah kejahatan yang terjadi di Sonagachi".