Laporan Wartawan TribunTravel.com, Rizkianingtyas Tiarasari
TRIBUNTRAVEL.COM - Sampah merupakan masalah terbesar yang diakibatkan oleh aktivitas kehidupan manusia sehari-hari.
Sayangnya, masalah ini seringkali dipandang sepele.
Padahal, persoalan sampah ini sudah merambah ke seluruh dunia, termasuk pantai di Inggris.
Dilansir dari laman dailymail.co.uk, sampah dan plastik telah menjadi ancaman mematikan yang utama bagi kehidupan laut.
Greenpeace, sebuah organisasi lingkungan non-pemerintah, telah menyatakan satu dari 30 pantai di Inggris yang diteliti terdapat sampah dalam jumlah yang signifikan.
Bahkan sampah telah masuk ke dalam habitat kehidupan burung laut, hiu, anjing laut, dan paus.
Di sini tampak gambar seekor burung laut jenis gannet di Kepulauan Treshnish, dekat Mull, yang terlilit tali, elemen alat pancing, dan juga plastik yang dibuang ke laut.
Untungnya anggota Greenpeace berhasil menangkapnya dan melepaskan lilitan itu dari tubuh si gannet.
Sementara itu banyak burung gannet di Bass Rock, Skotlandia hidup berdampingan dengan tumpukan sampah.
Sementara di kepulauan Shiant yang merupakan rumah bagi sejumlah besar populasi burung laut.
Ada burung puffin dengan sampah plastik menempel di paruhnya tertangkap kamera.
Para ahli memperkirakan sekitar tahun 2050 nanti, 99 persen dari seluruh populasi burung laut asli telah menelan sampah plastik.
Makhluk-makhluk laut cenderung memakan plastik karena adanya akumulasi alga di permukaan benda itu sehingga tercium seperti aroma makanan mereka yang berupa krill (semacam udang-udangan kecil).
Pihak Greenpeace dari Inggris yang diwakili oleh Tisha Brown, mengatakan, "Dengan adanya sejumlah besar sampah masuk ke lautan setiap menitnya."
"Tentu hal ini membutuhkan tindakan dari pemerintah serta berbagai perusahaan minuman ringan yang menghasilkan miliaran botol plastik sekali pakai setiap tahun, untuk menghentikan masuknya sampah plastik ke dalam laut."
Penelitian Greenpeace menemukan sampah plastik yang tercabik menjadi serpih seukuran pelet ikan itu sangat mudah ditelan oleh hewan yang menganggapnya sebagai makanan.
Maka sampah laut sangat berbahaya bagi sekitar 600 spesies yang berbeda di laut.
Lebih jauh lagi, para ahli mengatakan, akan ada lebih banyak plastik di lautan daripada jumlah ikan pada tahun 2050.
Plastik sangat berbahaya bagi satwa liar karena dapat meresap berbagai bahan kimia beracun dari air laut.
Sehingga dapat meracuni setiap makhluk yang menelannya.
Bahkan berbagai jenis sampah juga bisa tersangkut di tenggorokan dan merusak lapisan perut.
Atau malah memenuhi perut hewan tersebut sehingga ia sama sekali tidak merasa lapar.
Bahayanya hal ini malah juga membuat si hewan kekurangan nutrisi yang dibutuhkan tubuhnya.
Pekan lalu terungkap, ikan paus yang terdampar di lepas Pantai Skye memiliki lebih dari 40 buah plastik termasuk tong sampah di dalam perutnya.
Tentunya hal ini sangat mengerikan bukan?
Oleh karenanya, diperlukan kesadaran yang tinggi untuk mengolah sampah serta tidak membuangnya sembarangan.