Laporan Wartawan TribunTravel.com, Rizky Tyas
TRIBUNTRAVEL.COM - Kita semua tahu, masyarakat Jepang terkenal sangat disiplin dan jujur.
Tak heran, negara ini selalu menempati peringkat teratas dalam daftar negara teraman di dunia.
Kalian pasti bertanya-tanya, mengapa Jepang dianggap sangat aman?
Banyak orang mungkin menganggap pemerintah Jepang memberlakukan peraturan yang sangat keras dan ketat pada warganya.
Padahal, itu sama sekali tidak benar!
Satu hal yang dimiliki Jepang dan tidak mungkin ditemukan di negara lain adalah kebiasaan dan kesadaran warganya tentang kejujuran.
Dirangkum TribunTravel dari laman Rocketnews24, berikut beberapa faktor mengapa Jepang jadi negara teraman dan bebas dari bahaya kejahatan.
1. ATM

ATM di Jepang terletak di dalam gedung sehingga orang merasa aman menarik uang tunai.
Orang Jepang mungkin merasa kurang nyaman dengan ATM bergaya "hole in the wall" semacam 'ATM drive thru' yang banyak ditemukan di negara-negara lain.
Mesin uang di Jepang jauh lebih aman dan privasinya lebih terjaga.
2. Keamanan toko

Di Jepang, kalian tidak akan menemukan orang yang bekerja sendirian di toko, pom bensin, atau di tempat yang rawan perampokan.
Toko akan menjamin ada anggota lain dari staf yang mendampingi karyawan bekerja.
Di satu sisi, orang Jepang rela mengeluarkan biaya lebih untuk mempekerjakan orang tambahan.
Mereka menempatkan keselamatan karyawan sebagai hal paling utama dan membuat pelanggan toko lebih merasa aman.
3. Petugas parkir

Berbeda dengan petugas parkir di Indonesia yang datang saat pemilik kendaraan akan pergi untuk mengambil imbalan.
Petugas parkir di Jepang selalu siap berjaga-jaga di tempat parkir walaupun tidak ada kendaraan di sana.
Umumnya, petugas parkir di Jepang mendapat upah dari pemilik toko atau pemilik lahan sehingga driver tidak perlu memberi uang lagi.
Kehadiran petugas keamanan kendaraan ini bukan hanya menghalangi pembobol mobil tapi juga mencegah penjambretan orang di tempat parkir.
4. Petugas keamanan

Bank biasanya mempekerjakan seorang pensiunan untuk bekerja paruh waktu dan membantu orang-orang di lobi bank.
Mereka biasanya bekerja untuk menyapa pelanggan atau membantu pengoperasian mesin ATM.
Tak cuma itu, petugas ini juga waspada jika ada aktivitas mencurigakan dari pengunjung.
5. Tidak ada senjata api

Di Jepang, semua orang merasa aman dan baik-baik saja meskipun tidak ada hak individu untuk membawa senjata api.
6. Tidak ada toleransi bagi obat-obatan terlarang

Paris Hilton, Rolling Stones dan Paul McCartney adalah orang-orang terkenal yang ditolak masuk ke Jepang karena pernah terjerat kasus obat-obatan terlarang sebelumnya.
Meskipun psikotropika seperti marijuana dilegalkan di sejumlah negara, tapi ini masih dianggap tabu oleh sebagian besar warga Jepang.
7. Tidak ada toleransi bagi pengemudi yang mabuk-mabukan

Orang Jepang punya kebiasaan pergi minum hingga mabuk setelah pulang bekerja.
Lalu, bagaimana jika ia mengendarai mobil sendiri?
Mereka akan dipanggilkan "daikou", layanan taksi kusus yang membawa driver tambahan untuk mengantar orang mabuk pulang ke rumah.
8. Koban

Koban atau pos polisi kecil seukuran kamar dengan satu meja dan beberapa kursi sering ditemukan di beberapa lokasi strategis di Jepang.
Jika ada gerak-gerik mencurigakan dari orang-orang di sekitarmu, langsung saja datang ke tempat ini,
Bukan cuma itu, kalau kalian merasa tersesat dan bingung arah, polisi di tempat ini juga siap siaga membantu dengan senang hati.
Bahkan, mereka siap menolong jika kalian kehilangan barang hingga uang tunai.
9. Zonasi

Huku zonasi di Jepang lebih inklusif karena satu zona bisa memiliki beberapa kegunaan.
Misalnya, sebuah toko diperbolehkan berada di lingkungan rumah warga.
Meskipun bisnis di wilayah perumahan sering menimbulkan kebisingan, tapi menurut pengamat hal ini justru meminimalisir kriminalitas.
10. Membatasi kebijakan imigrasi

Banyak negara yang mengkritik Jepang supaya lebih terbuka dalam hal imigrasi.
Perlu dicatat bahwa negara ini ingin memelihara kepercayaan warganya dan nilai-nilai budaya yang sudah ada.
Semakin banyak warga asing masuk ke Jepang, akan membawa budaya baru yang menurut mereka bisa merusak nilai yang sudah ada.