Breaking News:

Ramadan 2017

Jalankan Puasa Ramadan di Eropa, Pelajar Indonesia di Benua Biru Lakukan Safari Masjid

Jika di Indonesia punya tradisi ngabuburit, maka lain halnya dengan mahasiswa yang berkuliah di Bremen, Jerman.

Penulis: Sinta Agustina
Editor: Sinta Agustina
Istimewa/Muhammad Alfian Riyadi
Safari masjid di Bremen, Jerman. 

Laporan Wartawan TribunTravel.com, Sinta Agustina

TRIBUNTRAVEL.COM - Terdapat berbagai cara yang bisa dilakukan untuk menantikan waktu berbuka puasa, salah satunya ngabuburit yang banyak dilakukan di Indonesia.

Dengan melakukan ngabuburit jalan-jalan di sekitar rumah atau ke pusat perbelanjaan, puasa pun menjadi tak terasa lama.

Baca: Cuaca Siang Hari Capai 40 Derajat Celcius, Apa Rasanya Berpuasa Ramadan di Kota Bremen?

Jika di Indonesia punya tradisi ngabuburit, maka lain halnya dengan mahasiswa yang berkuliah di Bremen, Jerman.

Bremen, Jerman.
Bremen, Jerman. (practicalwanderlust.com)

"Kalau tradisi khusus untuk para student (pelajar, red) itu safari masjid," kata Muhammad Arfian Riyadi, mahasiswa asal Indonesia yang berkuliah di Bremen.

Berasal dari berbagai negara di dunia, mahasiswa di Bremen membaur menjadi satu saat melakukan kegiatan safari masjid.

Lalu sebenarnya apa yang dimaksud dengan safari masjid?

"Safari masjid adalah berpindah-pindah untuk berkunjung dan berbuka puasa bersama dari satu masjid ke masjid yang lain. Tradisi ini dilakukan oleh kami para student pria yang mempunyai beberapa alasan untuk melakukannya," kata laki-laki yang kerap disapa Fian tersebut.

Untuk melakukan safari masjid, biasanya mahasiswa akan berkunjung ke sejumlah masjid yang tersebar di Kota Bremen.

2 dari 2 halaman

Masjid yang dikunjungi setiap harinya pun berbeda-beda, mulai dari masjid Arab hingga masjid Pakistan.

"Setiap masjid mempunyai khasnya masing-masing, karena berasal dari daerah yang berbeda-beda, ada masjid Arab, masjid Turki, masjid Afghanistan, masjid Paskitan," kata Fian kepada TribunTravel melalui pesan Whatsapp, Jumat (16/6/2017).

(Istimewa/Muhammad Alfian Riyadi)

Fian menjelaskan, karena berbeda daerah asal, maka menu yang disajikan saat berbuka puasa pun berbeda-beda.

"Kalau masjid Arab khasnya daging kambing, sapi, atau ayam. Kalau Turki lebih banyak buah-buahan, bisa dibilang empat sehat lima sempurna," kata Fian menjelaskan.

Sementara itu, untuk masjid Pakistan umumnya menyajikan menu berbahan dasar daging dan rasanya hampir sama seperti makanan di Indonesia.

Fian menjelaskan alasan mahasiswa melakukan safari masjid, salah satunya adalah untuk mempererat tali persaudaraan.

"Memperkuat ukhuwah Islam, dengan bertemu umat Islam lainnya dari berbagai negara, bahkan tidak jarang pula saya menemukan orang asli Jerman yang beragama Islam," ujar mahasiswa jurusan Internationaler Studiengang Global Management di Hochschule Bremen itu.

Selain itu, jadwal kuliah yang padat juga membuat para mahasiswa tidak sempat menyiapkan makanan untuk berbuka puasa, sehingga safari masjid menjadi pilihan yang tepat.

Bahkan, Fian mengaku terdapat jadwal kuliah hingga pukul 21.00, tepat saat waktu berbuka puasa di Kota Bremen.

"Menghemat pengeluaran juga, demi pakaian baru atau hidup yang lebih baik di masa depan alias nabung," kata Fian bergurau.

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
JermanBremen Yann Sommer
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved