Laporan Wartawan TribunTravel.com, Ambar Purwaningrum
TRIBUNTRAVEL.COM - Sekilas tak ada yang aneh pada kota ini.
Apalagi jika kamu melintasinya, pasti tak akan menyadarinya.
Kota ini serupa seperti lainnya yang memiliki deretan rumah, pusat perbelanjaan, restoran, bank, pub dan teater.
Keadaan kota ini cukup bersih dan jalanannya juga cukup terjaga dengan baik.

Semuanya tampak sempurna, namun ada satu kekurangannya.
Kota ini tak memiliki seorangpun penghuni.
Dilansir TribunTravel.com dari laman amusingplanet.com, Kitsault merupakan sebuah kota yang berada di dekat perbatasan Alaska.

Meski terbilang cukup nyaman ditinggali, namun kota ini sudah tak dihuni manusia sejak 1982.
Semua orang memilih meninggalkan kota ini sejak tambang molibdenum yang menjadi mata pencaharian warganya menjadi tak begitu berharga di pasaran.
Akibatnya 1.200 warga meninggalkan kota tersebut.

Padahal beberapa tahun sebelumnya, tambang ini menjadi buruan banyak orang.
Mereka berbondong-bondong datang ke Kitsault dan membuat pemukiman untuk bisa mendapatkan hasil tambang berupa logam mulia dan semi mulia seperti perak, timbal, seng dan tembaga.

Banyaknya orang yang datang, pada akhinya menjadikan tempat itu sebuah peradapan.
Berbagai fasilitas publikpun didirikan demi mendukung perkembangan kota.
Mulai dari rumah sakit, pusat perbelanjaan, restoran, bank, kantor pos, pub, kolam renang, perpusatakaan dan pusat rekreasi.
Sayang 18 bulan kemudian, harga molibdenum jatuh dipasaran dan tambang banyak yang tutup.

Akhinya, masyarakat yang menetap mulai pindah dan mencari penghidupan yang baru.
Kitsault benar-benar tak dihuni manusia.
Bertahun-tahun kemudian, tepatnya pada 2005, seorang pengusaha Amerika berdarah India, Krishnan Suthanthiran membeli kota itu seharga USD 7 juta atau setara Rp 91 miliar.

Sejak saat itu, Suthanthiran mulai melakukan perubahan.
Dia bersama dengan karyawannya melakukan perbaikan di beberapa lokasi.
Mulai dari memotong rumput, memeriksa kondisi rumah sampai membersihkan jalan.

Suthanthiran berencana menjadikan Kitsault sebagai pusat dari Liquefield Natural Gas Industri British Colombia.
Masa depan kota tergantung pada keberhasilan proyek LNG ini.