lihat foto
Laporan Wartawan TribunTravel.com, Ambar Purwaningrum
TRIBUNTRAVEL.COM - Pulau ini tak pernah diinjak manusia sejak lebih dari 600 tahun.
Tapi isinya justru berton-ton sampah buatan manusia.
Pemandangan pasir putih dan laut yang biru dalam sekejab berubah menjadi neraka sampah.
Kondisi yang menyedihkan ini memaksa kematian satwa terjadi setiap harinya.
Dilansir TribunTravel.com dari laman viral4real.com nama Pulau Henderson memang tak setenar Hawaii atau Malibu.
Apalagi lokasi yang berada di Perairan Pasifik selatan antara Selandia Baru dan Chili membuatnya tak banyak dikenal.
Namun bagi penimbun sampah, Henderson menjadi tujuan akhir.
Pulau ini memiliki kepadatan sampah tertinggi di dunia.
Total ada lebih dari 18 ton sampah buatan manusia ada di dalamnya.
Semua sampah ini sebenarnya berasal dari lautan yang tersapu ke Pasifik Selatan.
Guna membuat lautan tetap bersih, mereka mengumpulkan sampah plastik itu ke Pulau Henderson.
Kebanyakan benda yang ditemukan ada di pulau ini seperti ban, botol plastik, pemantik rokok, sikat gigi, sampai dot bayi.
Banyaknya sampah yang berserakan di pulau ini tak cuma berdampak pada kondisi perairan di sekitarnya.
Tapi juga ekosistem di dalam pulau.
Beberapa kura-kura laut ditemukan mati setelah tertangkap jaring ikan yang sudah tak digunakan.
Ada kepiting yang hidup dalam wadah kosmetik.
Sampah yang mengapung seperti botol air, helm, dan benda plastik lainnya semakin memperparah kondisi pulau.
