TRIBUNTRAVEL.COM - Berswafoto atau selfie di atas ketinggian memang bisa menghasilkan gambar pemandangan yang bagus.
Kini banyak wisatawan yang mengambil gambar dari ketinggian, dari puncak gunung hingga paralayang.
Terbang menggunakan paralayang tentunya berbeda dengan gunung.
Kedua tangan kita beroperasi dan tentunya harus lebih siaga dibanding.
Apakah selfie di tengah aktivitas paralayang diperbolehkan?
Aries, satu di antara instruktur paralayang yang sudah belasan tahun menekuni dunia aeronautics mengatakan tak masalah jika ingin swafoto sambil paralayang, asalkan melihat kondisi tertentu.
“Sebetulnya selama ketika sudah bisa menilai kalau kondisinya aman, ya boleh-boleh saja."
"Jadi kita harus meyakinkan dulu kondisinya memang aman."
Kalau terbang itu di udara kan ada juga turbulensi, kita biasa menyebutnya bumpy, jadi kondisi terbang tidak langsung tenang,” jelasnya.
Ia mengatakan, ada lokasi yang cenderung langsung tenang anginnya, ada juga yang bumpy dulu lalu tenang lagi, bumpy lagi, kemudian tenang lagi.
Semua tergantung cuaca dan angin yang dibaca pilot.
Sementara untuk traveler yang mencoba terbang tandem, Aries membebaskan kapan saja untuk berfoto.
Karena ada pilot yang bertugas mengoperasikan dan mengendalikan paralayangnya.
Meskipun begitu, ia menyarankan wisatawan untuk berdiskusi dulu dengan pilot paralayang sebelum swafoto.
Traveler bisa menggunakan action cam yang tersambung dengan monopodnya.
Ponsel dengan tongsis-nya diperbolehkan asalkan terikat kuat.
Aries tidak merekomendasikan wisatawan untuk selfie dengan langsung memegang ponsel, karena ponsel akan riskan jatuh. (Kompas.com/Muhammad Irzal Adiakurnia)