TRIBUNTRAVEL.COM - Pengelola basecamp Gunung Prau memperketat aturan pendakian Gunung Prau menyusul insiden sambaran petir yang menimpa 11 pendaki asal Jakarta di puncak, beberapa waktu lalu.
Pengelola Basecamp pendakian Prau via Patakbanteng Misyadi mengatakan, selain mangatur jadwal pendakian, pengelola mewajibkan pendaki rombongan lebih dari sepuluh peserta agar menggunakan jasa pemandu (guide) dari basecamp yang dilewati.
Baca: Terungkap! Ini yang Dilakukan Para Pendaki Sesaat Sebelum Tersambar Petir di Gunung Prau
"Aturan ini demi keselamatan dan kenyamanan, baik untuk pendaki maupun pengelola. Diharapkan ada kerjasama untuk itu," katanya, Jumat (5/5/2017).
Selama ini pengelola telah menyediakan guide yang siap memandu pendaki sampai ke tujuan.
Sayangnya, kata Misyadi, pendaki jarang yang mau memanfaatkan guide lokal untuk memandu perjalanan mereka.
Para pendaki rata-rata telah membawa guide dari daerah masing-masing yang dianggap berpengalaman naik gunung.
Bagaimanapun, menurut Misyadi, guide lokal jauh lebih tahu dan berpengalaman dalam penguasaan medan Gunung Prau.
Mereka bisa menunjukkan medan yang aman, maupun jalur bahaya yang seharusnya dihindari oleh pendaki.
"Sebodoh-bodohnya guide lokal, mereka pasti tahu tempat-tempat yang bahaya, baik jalur yang sulit, maupun mitos di tempat-tempat tersebut," ucap dia.
Di sisi lain, Misyadi memastikan, seluruh pendaki korban sambaran petir di Gunung Prau telah memperoleh uang asuransi sesuai dengan hak mereka.
Pihaknya juga telah mengunjungi rumah korban di Jakarta untuk berbelasungkawa. (Tribun Jateng/Khoirul Muzaki)