Breaking News:

Ota Benga - Elus Dada! Dipajang Layaknya Binatang di Kebun Manusia, Hidup Pria Ini Berakhir Tragis

Orang zaman dulu menjadikan manusia yang dianggap lebih rendah seperti orang kulit hitam sebagai bagian dari kebun manusia.

Penulis: Ambar Purwaningrum
Editor: Sri Juliati
all-that-is-interesting.com
Ota Benga 

Laporan Wartawan TribunTravel.com, Ambar Purwaningrum

TRIBUNTRAVEL.COM - Kebun binatang identik dengan beragam jenis binatang langka.

Di antaranya ada harimau, ular, gajah, monyet, singa dan lain-lain.

Lalu bagaimana dengan kebun manusia?

Ya, orang zaman dulu menjadikan manusia yang dianggap lebih rendah seperti orang kulit hitam sebagai bagian dari kebun manusia.

Mereka diambil dari negaranya secara paksa, dimasukkan kandang dan dipertontonkan layaknya binatang.

Satu kisah paling tragis dialami oleh Ota Benga.

Keluarganya dibunuh, dia dibawa sebagai budak, dan tinggal di Kebun Binatang Bronx bersama seekor monyet untuk dipamerkan.

Dilansir TribunTravel.com dari laman all-that-is-interesting.com, Kisah Benga berawal di Kongo.

Saat itu, negaranya masih merupakan tanah kosong.

(all-that-is-interesting.com)
2 dari 4 halaman

Hutan lebat dan sungainya masih belum tereksplorasi dengan baik.

Sampai kemudian pada abad ke 19, Raja Leopold II asal Belgia mengambil alihnya.

Dia menugaskan serangkaian ekspedisi ke wilayah tersebut, untuk memetakan medan dan menentukan apakah tempat itu layak dihuni atau tidak.

Selama di bawah administrasi Raja Leopold, penduduk lokal Kongo diperlakukan dengan kejam.

(all-that-is-interesting.com)

Mereka menerima hukuman cambuk, amputasi, kerja paksa, dan pembunuhan massal.

Perkiraan menyebutkan jika lebih dari 10 juta penduduk Kongo tewas dibawah pemerintahan Leopold.

Masa kolonial itulah yang menjadi awal dari kesengsaraan hidup Benga.

Dia menyaksikan sendiri bagaimana keluarganya yang berjumlah 20 orang dibantai oleh pihak militer.

Benga yang selamat dari pembantaian itu, dibawa oleh pedagang untuk dijadikan budak.

(all-that-is-interesting.com)

Dia dipaksa keluar dari hutan dan dipaksa bekerja sebagai buruh di sebuah pertanian.

3 dari 4 halaman

Sampai kemudian pada 1904, seorang pengusaha dan penjelajah amatir Samuel Verber menemukannya.

Saat itu, Verner dikirim ke Kongo untuk sebuah ekspedisi pembuatan pameran untuk St Louis tentang penduduk asli.

(all-that-is-interesting.com)

Pekerjaan Verner adalah menemukan beberapa orang Afrika yang dianggap penting dalam evolusi manusia.

Dia melihat Benga yang memiliki bentuk fisik serupa yang dicari.

Verner tahu dia memliki apa yang dibutuhkan dan kemudian membeli Benga seharga satu pon garam dan selembar kain.

Segera, Benga beserta tawanan Afrika lainnya dibawa ke St Louis untuk ambil bagian dalam pameran.

Pameran manusia itu berhasil dan menarik perhatian banyak orang kulit putih.

Kemudian pada 1906, Benga dipindahkan ke American Museum of Natural History untuk dipamerkan.

Di sana, dia langsung menarik perhatian pengunjung.

Setelah itu, Benga juga menjadi bagian dari pameran New York Antropologi Society tentang evolusi manusia.

(all-that-is-interesting.com)
4 dari 4 halaman

Kemudian seorang pendeta lokal terkejut karena ada manusia yang dipamerkan layaknya binatang dan menuntut pembebasan.

Sang pendeta memaksa gubernur setempat melepaskan Benga.

Akhinya Benga berhasil dibebaskan, kemudian tinggal di panti asuhan.

Saat itu, keinginannya hanya satu, yakni bisa pulang ke Afrika.

Sayang karena pecahnya Perang Dunia I, membuatnya harus tetap berada di Amerika.

Benga merasa putus asa dan akhirnya memutuskan untuk bunuh diri.

Selanjutnya
Tags:
Ota BengaKongoAmerika Quincy Jones Pager (Beeper)
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved