Breaking News:

Lama Jadi Misteri, Ini Cara Air Terjun Darah di Antartika Keluar dari Gletser Berusia 1,5 Juta Tahun

Bagaimana air berwarna merah yang berada di bawah Gletser Taylor bisa mengalir dan keluar sebagai air terjun? Ternyata, ini caranya.

Editor: Sri Juliati
theweathernetwork.com
The Blood Falls in Antartica 

TRIBUNTRAVEL.COM - Sekitar 1,5 juta tahun yang lalu, ketika Gletser Taylor melingkupi Antartika, sebuah danau kecil berisi air garam terperangkap di bawahnya.

Tanpa jalan keluar, kadar garam dalam danau tersebut menjadi semakin terkonsentrasi hingga airnya menjadi terlalu asin untuk membeku.

Air pada danau yang semakin tertekan kemudian menggerus zat besi dari bebatuan yang berada di dasarnya.

Ketika berhasil keluar, zat tersebut beroksidasi dengan udara dan menyebabkan warnanya berubah menjadi merah seperti darah.

Air terjun ini adalah Blood Falls yang berarti Air Terjun Darah di Antartika.

Walaupun para peneliti telah mengetahui penyebab warnanya menjadi merah, tetapi satu pertanyaan masih tersisa.

Bagaimana air yang berada di bawah gletser tersebut bisa mengalir dan keluar sebagai air terjun?

Sebuah penemuan terbaru oleh sekelompok peneliti asal University of Alaska Fairbanks akhirnya berhasil menjawab pertanyaan ini.

Menggunakan metode radar yang dinamakan dengan radio echo-sounding (RES), para peneliti menginvestigasi gletser berusia 1,5 juta tahun yang berdiri di atas aliran air tersebut.

“Garam pada air membuat kontras dengan es gletser baru semakin terlihat,” kata pemimpin utama penelitian, Jessica Badgeley dari Colorado College.

2 dari 2 halaman

Tim peneliti tersebut menggerakan antena radar RES di atas gletser dalam bentuk kotak-kotak untuk mendapatkan gambaran mengenai apa yang berada di bawah es.

Ternyata, Gletser Taylor menyembunyikan jaringan celah yang mengandung air garam.

Setelah mengikuti jaringan tersebut sejauh 300 meter, para peneliti mencapai titik tertinggi dari air terjun berdarah.

Celah tersebut, dikombinasikan dengan kadar garam yang membuat air merah tidak mudah membeku, membantunya bergerak menyusuri gletser hingga keluar menjadi air terjun.

“Meskipun terdengar aneh, air sebenarnya melepaskan panas ketika membeku dan panas tersebut menghangatkan es di sekitarnya yang lebih tinggi,” kata pakar gletser Erin Pettit yang ikut meneliti. (Kompas.com/Shierine Wangsa Wibawa)

Selanjutnya
Sumber:
Tags:
Blood FallsAntartikaGletser Taylor
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved