Breaking News:

Hati-hati! Risiko Penyakit Ini Mengintaimu Bila Sarapan Terburu-buru atau di Tengah Perjalanan

Kebiasaan menghabiskan makanan di perjalanan menuju ke kantor, dibanding sarapan dengan tenang di meja makan akan membawa malapetaka bagi kesehatan.

Editor: Sri Juliati
TribunTravel.com/Sri Juliati
Menu sarapan di The Noshery, Margaret River, Western Australia. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Sudah sarapan hari ini?

Kalau belum, mungkin traveler akan kurang berenergi untuk memulai aktivitas pagi hari.

Akibat melewatkan sarapan ternyata lebih dari sekedar merasa lapar atau tak berenergi.

Berdasarkan penelitian di Amerika, tidak sarapan dapat meningkatkan risiko obesitas, diabetes, hingga penyakit jantung.

Para peneliti dari Columbia University di New York menyimpulkan, mereka yang tidak sarapan akan mengalami penumpukan kalori lebih banyak.

Melewatkan sarapan biasanya membuat seseorang makan siang lebih banyak.

Nah, sarapan pun jangan terburu-buru atau dilakukan dalam perjalanan.

Ahli diet dari British Heart Foundation, Victoria Taylor mengatakan, tuntutan gaya hidup dan pekerjaan memang telah memengaruhi pola makan seseorang.

Saat ini lebih banyak orang yang menghabiskan makanan di perjalanan menuju ke kantor, dibanding sarapan dengan tenang di meja makan.

Menurut Victoria, kebiasaan tersebut juga akan membawa malapetaka bagi kesehatan.

2 dari 2 halaman

Sementara itu, Profesor Marie-Pierre St-Onge dari Columbia University menuturkan, melewatkan sarapan dapat memengaruhi kesehatan karena terkait dengan jam biologis tubuh.

Menurut Marrie-Pierre, makan yang terburu-buru biasanya tinggi kalori dan nilai gizi rendah.

Jika traveler selalu memiliki waktu untuk bekerja, mengapa tidak untuk makan pagi?

Selain meluangkan waktu, rencanakan menu sarapan yang sehat.

Menurut para peneliti, sarapan yang sehat harus tinggi nutrisi, seperti serat, kalsium, kalium, dan vitamin D.

Tim peneliti juga mengutip penelitian sebelumnya yang menunjukkan peningkatan risiko serangan jantung sebesar 27 persen pada orang yang tidak sarapan.

Selain itu, 18 persen lebih berisiko stroke.

Penelitian lain menemukan, mereka yang tidak membiasakan sarapan cenderung memiliki kolesterol dan tekanan darah tinggi.

Ahli jantung di AS pun telah mengeluarkan imbauan pentingnya makan pagi. (Kompas.com/Dian Maharani)

Selanjutnya
Sumber: Kompas.com
Tags:
AmerikaColombiaNew York Quincy Jones Pager (Beeper)
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved