Laporan Wartawan TribunTravel.com Rizkianingtyas Tiarasari
TRIBUNTRAVEL.COM - Semua bentuk peninggalan sejarah sudah seharusnya dijaga dan dilestarikan.
Karena hanya dengan mempertahankannyalah kita bisa melihat cerminan, atau setidaknya mempelajari masa lalu yang telah dilalui umat manusia.
Meskipun demikian, karena usianya yang sudah tua kebanyakan situs juga lapuk karena faktor alam.
Namun yang lebih disayangkan lagi, banyak situs-situs bersejarah yang rusak, bahkan hilang hanya karena ulah manusia.
Hilangnya situs bersejarah juga berarti hilangnya 'jendela' kita untuk menengok kehidupan masa lalu.
Dilansir dari laman listverse.com, inilah lima situs-situs sejarah yang (harus) hilang akibat ulah manusia.
1. Batu Singapura

Batu Singapura yang berukuran cukup besar ini berukuran tinggi tiga meter dan lebar tiga meter, terletak di tepi Sungai Singapura dan ditulisi dengan bahasa yang belum bisa ditafsirkan.
Batu kuno ini diyakini sebagai satu variasi dari zaman Sumatra Tua pada abad ke-10 hingga 14.
Sayangnya, batu ini diledakkan oleh tentara Inggris yang menduduki wilayah tersebut untuk membangun benteng.
Bukannya dimasukkan ke museum atau disimpan dulu, batu yang akhirnya hancur ini malah digunakan sebagai bahan bangunan.
2. Pohon Senator

Terletak di Florida, pohon berusia 3.500 tahun ini tumbuh hingga setinggi 36 meter.
Dalam kurun waktu usianya, berarti pohon Senator telah melewati masa lahirnya Yesus Kristus, datangnya Columbus ke Benua Amerika, Krisis Wall Street, dan runtuhnya tembok Berlin.
Hanya ada lima pohon yang berusia selama itu di dunia.
Yang sangat disayangkan, pohon ini dibakar habis oleh seorang pecandu meth, Sara Barnes, saat memanjatnya pada 2012.
Sara menyesalkan perbuatannya ini dan dikirim ke penjara.
Dalam pernyataannya, Sara mengungkap ia tidak percaya telah membakar sebatang pohon yang usianya lebih tua dari Yesus.
3. Surga Pulau Nauru

Pulau kecil Nauru dulunya memiliki alam tropis yang sangat indah dengan vegetasi yang begitu rapat, bahkan sempat dijuluki 'Pleasant Island'.
Namun, saat ini kondisi Nauru sudah sangat rusak (seperti yang digambarkan dalam foto di atas).
Hal ini diakibatkan pertambangan fosfat jaman kolonial yang dimulai pada 1900.
Hingga Nauru mendeklarasikan kemerdekaannya, pemerintah baru terus melanjutkan pertambangan hingga tidak ada alam hijau yang tersisa.
4. Situs Arkeologi Gurun Atacama

Berkat iklim yang kering, sebenarnya artefak dan lukisan pasir jaman pra-Kolumbia di gurun ini mampu bertahan selama beribu-ribu tahun.
Namun artifak ini harus rusak akibat kompetisi Dakkar Rally pada 2009.
Bahkan kerusakan juga bertambah ketika perlombaan yang sama diadakan pada 2011, mengakibatkan kerusakan pada sekitar 44 persen dari situs tersebut.
5. Situs kuno Suriah

Suriah saat ini merupakan tempat terjadinya satu di antara perang terburuk di dunia.
Perang tidak hanya mengakibatkan jatuhnya ribuan korban jiwa, tapi juga berbagai kehancuran pada situs-situs sejarah di negara tersebut.
Pada 2014, PBB menyatakan lebih dari 300 situs warisan budaya di Suriah rusak dan hancur.