TRIBUNTRAVEL.COM - Jika ingin mencicipi serabi asli Solo, tak perlu jauh-jauh ke daerah asalnya.
Mampir saja ke Jalan Bengawan No 69 C, Bandung, Jawa Barat.
Di tempat ini, serabi Solo yang sudah begitu legendaris, Serabi Notosuman dijual.
Serabi yang pertama kali muncul di Solo pada 1923 ini masih mempertahankan keasliannya, tak ada komposisi serabi yang diubah.
Varian rasanya hanya ada dua, yakni orisinal dan cokelat.
Saking terkenalnya Serabi Notosuman, serabi ini sudah tersedia di banyak kota besar di Indonesia.
Serabi Notosuman kini dikelola oleh generasi ketiga, yakni Handayani.
Di Bandung sendiri, kudapan praktis ini sudah beroperasi selama enam tahun.
Tepung beras sebagai bahan baku Serabi Notosuman langsung didatangkan dari Solo, masih dalam bentuk beras.
Dalam prosesnya, beras tersebut dihaluskan setelah sampai di kedai.
Serabi dibuat dari tepung beras yang dicampurkan dengan gula pasir, garam, dan santan.
Bahan-bahan tersebut tidak lantas dipadukan menjadi satu.
Adonan dibuat menjadi dua, yakni adonan tepung beras yang telah halus dan adonan santan yang telah mengandung garam dan gula.
Saat akan dimasak di dalam tungku khas serabi, adonan tepung beras masuk terlebih dahulu, menyusul adonan santan.
Secara penampilan, serabi ini tak ubahnya seperti serabi Bandung, putih dan bulat.
Bedanya, ukurannya sedikit lebih tipis dan terdapat tepung tipis yang mengering di sekelilingnya.
Tentu saja rasa pun berbeda, Serabi Notosuman lebih dominan manis.
Gurihnya pun masih tetap terasa, terlebih saat masih panas.
Ketika baru matang, tekstur bagian dalam serabi masih sedikit basah, sebaliknya serabi dingin sama sekali tak basah.
Sensasi gurih lebih terasa saat masih panas.
Baik panas maupun dingin, tekstur serabi sama lembutnya.
Varian cokelat berasal dari meses yang ditaburkan saat serabi matang di dalam tungku.
Setelah didiamkan beberapa saat, serabi cokelat sudah bisa ditiriskan.
"Serabi ini ada pinggirannya. Kalau masih panas rasanya krispi renyah. Untuk dibawa pulang, serabi digulung daun pisang," ujar penanggungjawab Kedai Serabi Notosuman Bandung, Sarwanto, saat ditemui di lokasi, kemarin. (Tribun Jabar/Isa Rian Fadilah)