Breaking News:

Mau Mendaki Gunung Tertinggi di Jawa? Simak Dulu 3 Hal Baru di Gunung Semeru

Selama tiga bulan selama penutupan ini, setidaknya ada tiga hal yang berubah terkait pendakian Gunung Semeru. Apa saja?

Penulis: Sri Juliati
Editor: Sri Juliati
Tribun Travel/Sinta Agustina
Puncak Mahameru dilihat dari Kalimati. 

Laporan Wartawan TribunTravel.com, Sri Juliati

TRIBUNTRAVEL.COM - Guys, kabar gembira bagi kalian yang berencana mendaki Gunung Semeru, Jawa Timur.

Sempat ditutup sejak 4 Januari lalu, Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) akan membuka kembali jalur pendakian ke Gunung Semeru pada 4 April nanti.

Pada tanggal itu, ekosistem yang ada di kawasan gunung setinggi 3.676 mdpl itu diperkirakan sudah pulih kembali.

Selain memulihkan ekosistem, petugas juga butuh merapikan jalur pendakian agar para pendaki bebas dari ancaman bahaya.

"Pohon tumbang kami bersihkan. Jalan-jalan kami rapikan," kata Kepala BB TNBTS, John Kenedie sebagaimana dilansir TribunTravel.com dari Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Nah, guys, sebelum mendaki gunung tertinggi di Pulau Jawa ini, ada beberapa hal yang harus kamu tahu.

Selama tiga bulan selama penutupan ini, setidaknya ada tiga hal yang berubah terkait pendakian Gunung Semeru.

Apa saja?

Yuk simak ulasan yang berhasil dirangkum TribunTravel.com dari Instagram Sahabat Volunteer Semeru, @saverindo, Senin (27/3/2017).

2 dari 4 halaman

1. Jembatan Baru

Jembatan lama di kawasan Watu Rejeng, tepatnya di lokasi longsor yang cukup membahayakan, harus direnovasi.

Pasalnya, jembatan itu berada di antara tebing tinggi dan jurang dalam.

Adalah Jani dan beberapa warga sekitar yang menginisiasi renovasi jembatan yang sempat memutus jalur pendakian Gunung Semeru.

Dilansir dari akun Instagram @dkidsaver dan @saverindo, Jani dan beberapa rekannya bertahan di kawasan tersebut hampir sebulan untuk membuat jembatan.

"Mereka bertahan dari serangan dinginnya udara disana dgn hanya membuat tenda darurat dari terpal dan mengumpulkan ranting2 kering dan pohon yg tumbang, sekaligus jg jadi bahan bakar mereka saat memasak," tulis akun tersebut.

"Yang paling membuat bulu kuduk berdiri adalah cerita mereka saat mengambil air dilembah dibawahnya untuk campuran mengaduk semen untuk mengecor jembatan, mereka sdh 2 kali bertemu 2 karnivora besar jenis kumbang saat minum disana, Pak Jani dan rekan2nya akhirnya saat mengambil air tidak pernah kurang dari dua orang," lanjutnya.

Kini, jembatan tersebut sudah hampir selesai tinggal finishing alias dicat.

Sepertinya, jembatan ini akan jadi favorit para pendaki untuk berfoto sekaligus viral.

Nah, yang harus diingat adalah kapasitas jembatan itu terbatas.

3 dari 4 halaman

"Jgn bergerombol beramai2, silahkan bergantian dgn rombongan lain...karena tentunya jurang dibawahnya jg cukup dalam," tulis akun @dkidsaver.

3. Ranu Kumbolo Luber

Surga kecil di ketinggian 2400 Mdpl ini juga mengalami perubahan yang akan membuatmu semakin terpukau.

Ya, debit air di Ranu Kumbolo kini bertambah sangat banyak hingga merendam batas pendirian tenda.

Bahkan, jalan setapak di bawah Pos 4 juga telah tertutup air sehingga pendaki tak lagi bisa melewati pinggiran danau.

"Bibir danau hanya berjarak beberapa langkah saja dari shelter, tidak ada lagi kayu-kayu besar yang menjorok ke danau yang biasanya digunakan spot foto para pendaki karena tenggelam oleh air," tulis akun @saverindo.

3. Loket Baru

Satu hal yang wajib kamu perhatikan adalah loket baru untuk melakukan pendaftaran sebelum mendaki juga regulasi pendaftaran.

Lokasi loket pembelian tiket berpindah menjadi satu di kantor Resor Pengelolaan Taman Nasional (RPTN Ranu Pani, bukan lagi di atas ruang information center/tempat briefing.

Menurut petugas BB TNBTS, pendaki yang baru saja datang akan menuju loket di sebelah tempat pengambilan KTP untuk mengisi formulir dengan model komputerisasi.

4 dari 4 halaman

"Kemudian di-print dan lembarannya dibawa ke bawah untuk mendapat stempel usai mengikuti briefing seperti biasa, baru setelah itu menuju loket yang baru," tulis akun @saverindo.

Jangan khawatir, HTM masih sama kok.

Rinciannya, untuk wisatawan nusantara dipatok tarif Rp 17.500 untuk hari biasa dan Rp 22.500 saat hari libur.

Sementara bagi wisatawan mancanegara dikenai Rp 210 ribu pada hari biasa, sedangkan saat hari libur sebesar Rp 310 ribu.

Nah, guys, sudah siap untuk mendaki gunung paling tinggi di Jawa ini?

Selanjutnya
Tags:
Gunung SemeruJawa TimurTaman Nasional Bromo Tengger Semeru Javanine Resto
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved