Laporan Wartawan TribunTravel.com, Rizky Tyas
TRIBUNTRAVEL.COM - Sejarah QR code ini pada dasarnya terkait dengan efisiensi pencarian.
Istilah QR Code adalah bentuk evolusi kode batang dari satu dimensi menjadi dua dimensi.
Penggunaan kode QR sudah sangat lazim di berbgaia negara.
Hal ini dikarenakan kemampuannya menyimpan data yang lebih besar daripada kode batang sehingga mampu mengkodekan informasi dan dapat mendeteksi data dengan cepat.
Nah, akhir-akhir ini, kode QR semakin sering bermunculan bahkan di tempat-tempat yang tak lazim, bukan di benda sehari-hari, iklan atau billboard.
Dirangkum TribunTravel.com dari laman Unbelieveable Fact, kini kode QR bisa ditemukan di pemakaman.
Kuburan pun kini tak mau ketinggalan teknologi canggih.
Sama seperti GIS (Geographic Information Systems) yang menyediakan akses digital ke situs sejarah dan arkeologi, QR (Quick Response) kode sekarang menyediakan sarana pengorganisasian dan pengarsipan informasi untuk digunakan orang lain.
Beberapa kuburan sudah mulai menggunakan fitur ini.
La Paz, sebuah pemakaman Yahudi di Uruguay, memiliki kode QR pada setiap nisan untuk menghubungkan pengunjung ke informasi tentang kuburan tertentu.
Ide ini dibuat pertama kali oleh Living Headstones, sebuah anak perusahaan dari perusahaan nisan dan monumen yang disebut Quiring dari Seattle.
Mereka menyediakan teknologi yang menghubungkan "pemakaman tertentu dalam satu lokasi geografis ke ruang publik virtual" yang dapat diakses oleh pengunjung dari jauh.
Hal ini dikatakan dapat membuat mereka berbagi pengalaman.
Konon, kode QR juga bisa dipakai untuk mendeteksi informasi dan data orang yang dimakamkan, agar keluarga lebih mudah mencarinya.