TRIBUNTRAVEL.COM - Bulan Maret 2017 ini, sejumlah wilayah Indonesia akan mengalami hari tanpa bayangan Matahari.
Itu bukan karena mendung, tetapi karena gerak semu tahunan Matahari.
Gerak semu membuat Matahari selalu berpindah relatif terhadap Bumi.
Kadang berada di khatulistiwa, kadang di 23,5 Lintang Selatan, dan pada waktu lain di 23,5 Lintang Utara.
Dalam perjalanan gerak semunya, Matahari kadang berada di tepat di atas kota tempat tinggal kita.
Saat Matahari tepat berada di atas kota kita itulah hari tanpa bayangan matahari terjadi.
Perlu dicatat, meskipun disebut hari tanpa bayangan Matahari, fenomenanya tak terjadi seharian.
Biasanya, waktu terjadinya mendekati atau tepat tengah hari.
Waktu terjadinya fenomena berbeda di tiap wilayah.
Di Jakarta misalnya, hari tanpa bayangan matahari terjadi pada Sabtu (4/3/2017) pada pukul 12.04 siang, kemarin.
Sementara, di Medan dan Pontianak, fenomena itu akan terjadi masing-masing pada 29 Maret 2017 pukul 12.30 WIB dan 20 Maret 2017 pukul 11.50 WITA.
Lebih lengkapnya, yuk cek uraiannya di bawah ini sebagaimana dilansir TribunTravel.com dari Kompas.com:
Medan
29 Maret 2017
pukul 12.30 WIB
Jakarta
4 Maret 2017
pukul 12.04 WIB
Yogyakarta
28 Februari 2017
pukul 11.51 WIB
Pontianak
20 Maret 2017
pukul 11.50 WITA
Manado
24 Maret 2017
pukul 11.47 WITA
Jayapura
14 Maret 2017
pukul 11.46 WIT
Fenomena menarik ini akan terjadi dua kali setahun pada tiap kota.
Kamu bisa melakukan eksperimen sederhana untuk membuktikan tak adanya bayangan matahari pada waktu tersebut.
Bagaimana caranya?
1. Cek waktu terjadinya hari tanpa bayangan Matahari di daerahmu.
Sinkronisasi waktumu, pastikan waktu yang ditunjukkan oleh jammu tepat.
Untuk membantu, bisa cek di time.is
2. Berdirilah di tanah lapang dan datar.
Carilah area yang cukup luas dan disinari Matahari secara langsung.
3. Amati bayangan tubuhmu sebelum, tepat, dan sesudah waktu terjadinya bayangan Matahari.
Tepat pada saat hari tanpa bayangan Matahari, kamu akan melihat bayangan tubuhmu sangat pendek atau tak ada sama sekali. (Kompas.com/Yunanto Wiji Utomo)