TRIBUNTRAVEL.COM - Kegiatan segudang membuat banyak orang sering kali melupakan satu hal penting di pagi hari.
Apalagi jika bukan sarapan.
Terlebih bagi warga metropolis, Jakarta misalnya.
Padatnya lalu lintas terkadang membuat mereka harus segera meninggalkan rumah sejak pukul 06.00 pagi.
Dan lagi-lagi sarapan jadi nomor sekian yang diabaikan.
Padahal, fakta berikut, sebagaimana dipaparkan majalah Menu Sehat, menunjukkan betapa pentingnya sarapan.
Sarapan yang kaya karbohidrat merupakan sumber energi prima bagi otak yang berdampak pada kesehatan fisik dan mental yang baik.
Emosi pun biasanya menjadi lebih stabil
Di Amerika Serikat, 1 dari 8 anak tidak suka sarapan, sedangkan jumlah pada remaja yang tidak sarapan mencapai 15 persen.
Sementara orang dewasa yang enggan sarapan lebih banyak lagi, diperkirakan sampai sepertiga.
Penelitian menunjukkan, anak yang tidak sarapan kadar zat besi, seng, serat, kalsium, vitamin B2-nya lebih rendah, dibanding anak-anak yang selalu sarapan.
Mereka yang biasanya tidak sarapan, ayolah membiasakan diri untuk sarapan.
Memang pada awalnya tubuh akan menolaknya.
Tapi setelah 2-3 minggu tubuh bisa kok menyesuaikan diri dengan kebiasaan baru ini.
Penelitian juga menunjukkan, orang yang sarapan pagi mempunyai asupan kalori harian yang lebih rendah dibanding orang yang tidak sarapan.
Mereka yang tidak suka sarapan cenderung kadar kolesterolnya tinggi karena metabolisme tubuh terganggu.
Para karyawan yang sarapan biasanya performa kerjanya lebih baik pada pagi hari dan mood-nya pun lebih baik.
Para remaja putri usia 9-19 yang rutin sarapan, Indeks Massa Tubuhnya lebih rendah daripada yang tidak suka sarapan.
Menurut Wayne Campbel, Ph.D dari Universitas Purdue, saat sarapan masukkan unsur protein karena akan memberikan rasa kenyang untuk waktu yang lebih lama.
Anak yang sering tidak sarapan, otak besarnya yang sedang berkembang bisa mengalami penyusutan (atrofi) yang berdampak pada terganggunya pertumbuhan intelegensia. (Intisari Online/Rusman Nurjaman)