TRIBUNTRAVEL.COM - Mulai tahun ini Banyuwangi memberikan panggung kesenian pada para siswa tiap malam sepanjang tahun.
Para siswa dari seluruh sekolah di Banyuwangi mendapat kesempatan untuk menampilkan atraksi keseniannya.
Kepala Dinas Pendidikan (Diknas) Banyuwangi, Sulihtiyono mengatakan, setiap malam ada gelaran seni untuk para pelajar di Rumah Kreatif Banyuwangi.
"Setiap malam sepanjang tahun, kami gelar pertunjukan kesenian yang ditampilkan oleh anak-anak sekolah. Jadi ada sekitar 350 acara kesenian oleh siswa setiap malam. Dipotong libur hari raya," kata pria yang akrab disapa Sulih itu, Senin (2/1/2016).
Sekolah-sekolah yang ada di Banyuwangi, secara bergiliran mendapat kesempatan untuk tampil di panggung.
Kesenian yang ditampilkan sesuai dengan karakter dari mana sekolah itu berasal.
Misalnya sekolah dari Kalibaru menampilkan seni seruneng yang merupakan seni dari dari itu.
Capeng dari Wongsorejo, jaranan buto dari Karangbango, sekolah dari Bangorejo bisa menampilkan kesenian barong-barongan yang ada di desanya, dan kesenian-kesenian yang merupakan karakter dari daerah masing-masing.
"Sehingga mau tidak mau, sekolah harus mengembangkan kesenian untuk para siswanya," kata Sulih.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, ini merupakan upaya pemerintah untuk memberikan panggung pada anak-anak.
"Pemerintah jangan hanya menyuruh anak-anak untuk belajar kesenian, tanpa memberikan panggung pada mereka. Dengan memberikan panggung seperti ini, menumbuhkan rasa percaya diri mereka," kata Anas.
Dengan melibatkan seluruh sekolah, siswa dari desa-desa di Banyuwangi memiliki kesempatan yang sama untuk tampil.
Selain itu, kegiatan ini juga untuk memberikan hiburan pada wisatawan yang datang ke Banyuwangi tiap malam.
Wisatawan bisa menikmati kesenian Banyuwangi tidak hanya saat digelarnya Banyuwangi Festival saja.
"Mereka yang ingin tahu kesenian Banyuwangi, bisa langsung datang ke acara tersebut. Setiap malam," kata Anas.
Pertunjukannya menampilkan berbagai kesenian dan budaya lokal yang dimiliki oleh Banyuwangi.
Tidak hanya tarian Gandrung, tapi juga semua seni dan budaya lokal yang ada di desa-desa. (Surya/Haorrahman)