Laporan Wartawan Pos Kupang, Servatinus Mammilianus
TRIBUNTRAVEL.COM, LABUAN BAJO - Letaknya di antara rimbunan pepohonan yang rindang dan hijau, tepat pada pinggang bukit di pinggir Pantai Labuan Bajo, Flores, Nusa Tenggara Timur.
Pesona dermaga putih dan gugusan sejumlah pulau kecil serta birunya pantai, sangat gampang disaksikan dari tempat ini.
Di lokasi inilah sebuah hotel dibangun sejak 2007 silam.
Namun oleh pemiliknya Stefan Rafael, enggan menggolongkannya sebagai hotel.
Pemilik berambut gondrong ini, lebih suka menyebutnya sebagai penginapan.
Penginapan sederhana tetapi terkesan eksklusif itu, memberikan nuansa mewah tersendiri, dibandingkan dengan sejumlah hotel dan penginapan lain di Labuan Bajo, ibu kota Kabupaten Manggarai Barat.
Selain pemandangan sunset yang sangat sempurna bisa disaksikan dari tempat ini, pengunjung juga bisa melihat langsung Elang Laut, Monyet, Biawak dan beberapa hewan lainnya.
Hewan liar tersebut berkeliaran di sekitar lokasi itu karena tidak diganggu atau dimusnahkan.
"Memang saat awal pembangunan penginapan ini, beberapa hewan liar itu lari dan menghindar. Saya tidak pernah mengganggu atau memusnahkan mereka tetapi membiarkan mereka hidup. Mungkin itulah sebabnya, beberapa hewan itu akhirnya datang kembali dan mencari makan di sekitar penginapan," kata pemilik penginapan, Stefan Rafael saat ditemui Pos Kupang, Senin (20/2/2017).
Walaupun pemiliknya lebih suka menggolongkan tempatnya sebagai penginapan, namun kebanyakan orang mengenal tempat itu sebagai hotel bernama Bagus Hotel.
"Suasana sunset tidak pernah luput dari penglihatan. Setiap hari sunset dengan mudah bisa dinikmati dari tempat ini," kata Evan, sapaan akrabnya.
Penginapan yang dipenuhi bule dan wisatan domestik itu, menerapkan pola penginapan berbasis rumah tangga.
"Penginapan ini menerapkan pola penginapan berbasis rumah tangga. Artinya, semua tamu yang datang dianggap sebagai tamu rumah saya. Hal yang paling penting dari pola ini, yaitu memperlakukan tamu sebagai teman akrab atau seolah-olah sahabatyang telah dikenal lama. Sehingga ketulusan hati harus diutamakn untuk melayani mereka," tutur Evan.
Para tamunya kata dia, hanya disiapkan sarapan pagi.
Selebihnya, para tamu mencari sendiri di luar.
Namun keunggulan menginap di tempat ini adalah, Evan sebagai pemilik sangat menguasai informasi pariwisata.
"Beruntung saya sendiri sangat menguasai pariwisata di Labuan Bajo. Banyak sekali tamu khususnya wisatawan mancanegara yang mencari tahu atau menanyakan obyek pariwisata. Saya selalu menjelaskan secara detail," kata Evan.
Evan hanya mempekerjakan satu orang karyawan.
Keunikan lainnya, tidak ada petugas front office di penginapan ini.
Front office diperankan sendiri oleh Evan dan rumahnya sendiri sekaligus digunakan sebagai tempat front office.
"Saya mengelolahnya ini secara sederhana tetapi hampir setiap saat tamu selalu datang menginap di sini. Umumnya para tamu bukan datang untuk tidur, bukan datang untuk menikmati kamar tidur yang mewah. Mereka datang untuk menikmati tempat-tempat wisata dan suasana alam. Itulah yang saya tawarkan di tempat ini," kata Evan.
Penginapan ini berada di Kampung Ujung Kabuan Bajo, arah jalan menuju Pantai Binongko.
Jarak dari pusat kuliner Kampung Ujung hanya sekitar 300 meter.
Penginapan ini bisa ditempuh dalam waktu sekitar 10 menit dari Bandara Komodo, sedangkan dari pelabuhan hanya sekitar 5 menit.
Konsep yang ingin diterapkan selanjutnya oleh pemilik tempat ini, adalah mengubah penginapan itu menjadi hostel.
Hostel kata dia memiliki pangsa pasar tersendiri, termasuk backpaker.