Breaking News:

Loji Gandrung - Rumah Dinas Wali Kota Solo yang Melegenda, Pak Jokowi Tak Berani Tidur di Kamar Ini

Di antara deretan bangunan modern, perkantoran, dan pusat perbelanjaan di Jalan Slamet Riyadi, Kota Solo, Loji Gandrung terlihat berbeda.

Editor: Sinta Agustina
Tribun Jateng/Suharno
Loji gandrung 

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Suharno

TRIBUNTRAVEL.COM - Di antara deretan bangunan modern, perkantoran, dan pusat perbelanjaan di barat Stadion Sriwedari di Jalan Slamet Riyadi, Kota Solo, Loji Gandrung terlihat berbeda.

Bergaya Eropa, bangunan yang didominasi cat warna putih ini terasa istimewa.

Di papan yang terpasang di pinggir jalan tertulis keterangan, rumah tersebut merupakan rumah dinas wali kota Solo.

Sementara, di halaman depan, di tengah kolam, berdiri patung sesosok pria berpakaian penuh saku, bertopi bundar dan menggenggam pipa tembakau.

Tak jarang, masyarakat yang melintas atau wisatawan yang datang sengaja mengambil gambar atau berfoto di depan patung dan di halaman Loji Gandrung.

Tentu saja, masuk ke halaman gedung tersebut harus mengantongi izin petugas Satpol PP yang berjaga di pos jaga samping gerbang masuk.

Melihat isi Loji Gandrung pun diperbolehkan.

Syaratnya, mendapat izin dari kepala bagian rumah tangga rumah dinas.

Nantinya, ada staf yang mengantar untuk melihat-lihat dan mengabadikan ruangan di Loji Gandrung.

2 dari 4 halaman

"Loji itu sebutan untuk bangunan besar. Sementara nama Gandrung, disebutkan karena dulu, rumah ini milik seorang Belanda yang kerap digunakan untuk menggelar pesta dansa hingga memadu kasih. Akhirnya, masyarakat sekitar menyebut bagunan ini Loji Gandrung," ungkap Joko Purwanto (48), staf bagian rumah tangga rumah dinas wali kota Solo.

Pria yang sudah puluhan tahun mengabdi dan mengurus Loji Gandrung itu kemudian menunjuk bagian tengah bangunan.

Terdapat mini bar berbentuk unik yang konon menjadi tempat meracik minuman bagi tamu-tamu pesta. Perabot itu dipertahankan hingga sekarang.

Loji Gandrung punya teras memanjang dan luas.

Sementara, pintu dan daun jendela yang terpasang berukuran cukup besar khas bangunan Belanda.
Di ruang tamu, tertata kursi antik dan hiasan dinding berupa dua foto berukuran besar Presiden Pertama Republik Indonesia, Ir Soekarno.

Di sebelah kanan ruang tamu, difungsikan sebagai ruang rapat wali kota, sedangkan di kiri, berjejer dua kamar.

"Kamar ini (paling dekat sisi luar) merupakan kamar yang dulu sering digunakan kalau Pak Karno (Soekarno) singgah di Loji Gandrung. Sementara kamar kedua untuk istirahat Pak Wali Kota," terang Joko.

Di kamar Soekarno, terpasang foto diri sang proklamator. Ada juga tempat tidur dan piano lama. Konon, kamar ini sering digunakan Wali Kota FX Hadi Rudyatmo atau yang akrab disapa Rudy itu berdoa.

"Tempatnya tenang jadi nyaman untuk berdoa. Dulu, Pak Jokowi (Presiden Joko Widodo) semasa jadi wali Kota Solo malah nggak berani tidur atau berada di kamar tersebut saking sepi," ujar Rudy sembari tersenyum.

Sementara, teras berlakang Loji Gandrung dimanfaatkan sebagai ruang kerja wali kota.

3 dari 4 halaman

Seperangkat meja dan kursi yang menghadap ke taman belakang itu biasa menjadi tempat wali kota menandatangani berkas atau merampungkan pekerjaan kedinasan.

Ada pula meja dan kursi untuk melepas lelah.

Paling belakang merupakan pendopo yang biasa dimanfaatkan sebagai tempat pertemuan atau perjamuan.

Sementara, di samping kanan dan kiri pendopo terdapat bangsal tempat staf rumah tangga dan petugas jaga Satpol PP beristirahat.

Menurut Kepala Rumah Tangga Loji Gandrung, Tunjung Angentasi (47), rumah dinas wali Kota Solo memiliki luas 3.500 meter persegi dan berdiri di atas lahan seluas 6.295 meter persegi.

Menurut data Pemkot Solo, Loji Gandrung didirikan pada 1872, tetapi versi Keraton Solo, Loji Gandrung didirikan pada 1830.

"Kalau dari bentuk bangunan, Loji Gandrung sangat mirip kantor BI (Bank Indonesia) Solo. Kalau kantor BI Solo arsiteknya Herman Thomas Karsten," ungkapnya.

Banyak sejarah yang terjadi di Loji Gandrung.

Selain menjadi saksi gaya kepemimpinan kepala daerah di Solo, Loji Gandrung juga pernah digunakan Jenderal Gatot Subroto menyusun strategi militer menghadapi agresi militer yang dilakukan Belanda dan Sekutu.

Hal ini yang membuat Patung Gatot Subroto dipajang di depan Loji Gandrung.

4 dari 4 halaman

Selain itu, Loji Gandrung juga pernah digunakan sebagai tempat menginterogasi tahanan politik.

Rencananya, Wali Kota Rudy akan membuka Loji Gandrung sebagai ruang publik.

Tembok yang memisahkan rumah dinas denga citiwalk atau pedestrian bagi pejalan kaki di pinggir Jalan Slamet Riyadi itu akan dibongkar sehingga umum mudah mengakses.

Selanjutnya
Sumber: Tribun Jateng
Tags:
SoloSriwedariLoji Gandrung Soto Kwali Beskap Irdawati, S.Kep.,Ns.,M.Si.Med
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved