Laporan Wartawan TribunTravel.com, Ambar Purwaningrum
TRIBUNTRAVEL.COM - Junkfood bagi sebagian dari kita menjadi makanan yang pas saat berkumpul dengan keluarga dan sahabat.
Pizza, burger, kentang goreng, permen dan sebagainya menjadi satu menu paling banyak disukai.
Tengok saja di kota-kota besar seperti Jakarta, Medan, Bandung, berjejer puluhan kafe yang menjajakan makanan junkfood.
Sayangnya, hal yang sebaliknya justru akan kamu rasakan jika mengunjungi kota ini.
Dilansir TribunTravel.com dari laman news.com.au, Vanuartu Torba yang terletak di Pasifik Utara menjadi satu-satunya wilayah yang melarang junkfood beredar di seluruh lokasi wisata, baik hotel maupun bungalow.
Mengapa? Alasannya sederhana, makanan cepat saji ini dianggap membuat pertumbuhan gigi gadis-gadis di Vanuartu menjadi lebih buruk.
Menurut Pimpinan Pariwisata dan Masyarakat Torba, Pastor Luc Dini mengatakan makanan ala Barat yang tak sehat membuat gadis-gadis di kotanya terlihat lebih buruk.

"Diet dari junkfood ini membuat wanita di pulau ini tampak lebih cantik. Terlebih ketika mereka tersenyum," ujarnya.
Tak hanya membuat penampilan menjadi lebih jelek, makanan cepat saji juga menimbulkan beragam penyakit berbahaya.
Oleh karena itu, masyarakat Torba yang berjumlah 10 ribu orang ini banyak menggantungkan konsumsinya dari hasil lokal.

Di antaranya ada ikan, kerang, talas, ubi jalar, dan nanas.
Pemerintah setempat juga meminta hotel dan bungalow untuk melayani wisatawan hanya dengan makanan lokal dan organik.
"Memang sangat mudah merebus mi atau menanak nasi, tapi tidak ada nilai gizi dalam makanan itu. Oleh karena itu tidak perlu adanya makanan impor, sebab makanan lokal lebih baik," kata Dini
Torba yang terletak di Kepulauan Torres ini memang dikenal sebagai Land of Smile.

Jika kamu mengunjungi Torba, tak cuma disuguhkan pemandangan alam yang eksotis, namun juga kehidupan masyarakatnya yang sehat.