TRIBUNTRAVEL.COM - Air putih biasa terkadang memang membosankan untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh.
Ada kalanya kita ingin mengonsumsi minuman lain, misalnya minuman bersoda.
Tapi, banyak rumor menyebutkan, minuman bersoda dapat membahayakan kesehatan.
Benarkah?
Inilah kebenarannya sebagaimana dilansir TribunTravel.com dari Kompas.com:
- Mitos: Minuman bersoda buruk untuk gigi
Asam karbonat, yang terbentuk ketika H2O bertemu C02, dalam konsentrasi yang sangat tinggi dapat mengikis enamel gigi.
Namun, selama foodies tidak minum enam porsi setiap hari, ditambah jus asam dan minuman manis lainnya, senyummu tetap aman, kata Timothy Chase, seorang dokter gigi di New York City.
- Mitos: Minuman bersoda bisa membuat perut mulas
Para peneliti menolak anggapan, minum air berkarbonasi dapat menyebabkan asam refluks.
Jika foodies sudah rentan terhadap mulas sebelumnya, sebaiknya lebih memilih makanan dan minuman yang biasa (air putih).
Pasalnya, jika nekat minum minuman berkarbonat, ada bukti ilmiah menunjukkan, gelembung pada minuman tersebut dapat memperburuk masalah yang sudah ada sebelumnya.
"Gelembung itu akan merelaksasi bukaan esofagus menjadi lebih rendah dari kerongkongan, sehingga asam lebih mudah naik ke kerongkongan," kata Melina Jampolis MD, penulis The Doctor on Demand diet.
Tapi pada orang tanpa masalah asam refluks, minuman ini tak menimbulkan efek mulas.
- Mitos: Minuman bersoda tidak menghidrasi sebaik air biasa
Hal ini tidak sepenuhnya benar, kata Susan Yeargin PhD, seorang ahli hidrasi di University of South Carolina.
Bahkan, ada penelitian yang menyebutkan, setelah latihan yang intens, minuman berkarbonat dapat menggantikan cairan yang hilang sebagaimana minuman lainnya, termasuk air putih.
Namun, yang penting diperhatikan adalah kandungan kalori dan gula pada minuman bersoda.
Studi Yale University yang menganalisa 88 penelitian tentang minuman bersoda menemukan adanya hubungan antara asupan minuman ringan dengan kelebihan kalori.
Penulis studi, Marlene Schwartz mengatakan, "Pada hari orang (relawan penelitian) minum minuman ringan, ternyata mereka mengonsumsi lebih banyak kalori ketimbang saat mereka tidak minum minuman ringan."
Hasil penelitian yang dilakukan Telethon Institute for Child Health Research di Perth, Australia Barat menunjukkan, remaja yang minum lebih dari satu kaleng minuman ringan, ditengarai rentan terkena diabetes, penyakit jantung, dan serangan stroke. (Kompas.com/Bestari Kumala Dewi)