lihat foto
Laporan Wartawan TribunTravel.com, Ambar Purwaningrum
TRIBUNTRAVEL.COM - Bagi sebagian besar ibu akan menghindari penambahan bumbu monosodium glutamat (MSG) dalam masakannya.
Isu kesehatan menjadi alasannya.
Tapi tahukah kamu kebanyakan ilmuwan justru berpendapat jika penggunaan MSG baik untuk kesehatan.
Ilmuwan Makanan, Steve Witherly bahkan menggunakannya setiap hari ketika memasak makanan di rumah.
Hampir semua masakannya seperti sayur, pizza sampai popcorn menggunakan tambahan MSG.
Meski bagi banyak orang penggunaan bahan kimia ini sangat berbahaya bagi kesehatan, namun menurut penulis buku Why Humans Like Junk Food ini justru mengatakan sebaliknya.
Percaya atau tidak, sebagian besar ilmuwan sepakat jika MSG tidak berbahaya bagi kesehatan.
Anggapan yang mengatakan bumbu ini berbahaya berasal dari beberapa studi awal termasuk laporan tahun 1968 tentang Chinese Restaurant Syndrome.
Dimana laporan ini mengatakan jika MSG membuat orang merasa sakit.
Perasaan itu dirasakan saat mengkonsumsi masakan China yang biasanya menambahkan MSG.
Padahal perut yang sakit itu tidak berasal dari bahan kimia makanan ini melainkan dari bahan lainnya yang tidak sehat.
"MSG sangat aman bagi kesehatan. Kami bahkan memiliki penelitiannya di UC Davis. Dimana kamu meminum MSG dalam jumlah 25 gram dan tidak terjadi apapun," ujar Witherly.
MSG adalah senyawa alami glutamat dan natrium.
Dimana glutamat juga ditemukan dalam kadar tinggi pada beberapa bahan makanan lainnya.
Di antaranya ada pada tomat (140 mg / 100 g), sarden (280 mg / 100 g), kecap (782-1,264 mg / 100 g), keju Parmesan (1.200 mg / 100 g), Marmite (1.960 mg / 100 g), dan rumput laut (1,378-3,190 mg / 100 g).
Adapun dinatrium inosinat dan dinatrium guanilat yang merupakan bentuk dari five-prime nukleotida juga ada dalam ASI dan jamur.
Senyawa ini berfungsi sebagai penguat rasa pada MSG.
