Breaking News:

Kuliner Semarang - Sate Taichan Naga Punya Varian Beda, Pedas Sambal dan Nampol Rempahnya

Populer sepanjang tahun 2016, membuat sate taichan jadi salah satu kuliner yang digandrungi anak muda.

Editor: Sinta Agustina
Tribun Jateng/Budi Susanto
Sate taichan campur dengan siraman sambal pedas rempah dan lontong. terdapat juga tembahan saus tomat dan cabai. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Populer sepanjang tahun 2016, membuat sate taichan jadi salah satu kuliner yang digandrungi anak muda.

Jenis sate yang bermula dari Jakarta ini ramai diperbincangkan karena rasa pedas dan penyajiannya yang berbeda dari sate-sate kebanyakan.

Sate taichan disajikan tanpa kecap dengan warna dagingnya yang putih.

Berkat kepopulerannya, sate taichan menyebar ke kota-kota lain selain Jakarta.

Salah satunya di Kedai Sate Taichan Naga yang berlokasi di Kota Semarang.

Meski bukan yang pertama menyajikan sate taichan di Semarang, Kedai Taichan Naga menyuguhkan varian berbeda dari jenis sate taichan lain.

Dicky Hermanto, pemiliki Kedai Taichan Naga mengakui inovasi sate taichan di Kedainya dilakukan tanpa menghilangkan ciri khas dari sate taichan sendiri.

Salah satu yang membuatnya berbeda adalah banyaknya varian sate yang digunakan.

“Kalau di tempat-tempat lain, sate taichan itu pakai ayam saja karena memang sudah khasnya ayam. Nah, kita lihat kok sayang kalau cuma ayam saja. Akhirnya kepikiran kenapa tidak coba pakai varian lain. Selain ayam disini ada sate taichan usus, kulit, telur puyuh, kikil sama sayap. Semuanya itu pakai sambal taichan,” ujar Dicky.

Ia menambahkan, meski sambal taichan yang digunakan sama terdapat beberapa perbedaan bumbu di beberapa menu sate.

2 dari 3 halaman

Untuk kulit dan sayap dibuat dengan cara diungkep terlebih dahulu sedangkan menu sate lain dibuat lebih gurih dan asin sesuai dengan ciri khas sate taichan.

Dicky makin memperkaya jenis sate dengan tambahan sate taichan seafood yang terdiri dari sate tempura serta sate bakso ikan dan cumi.

Tidak hanya hadir dengan inovasi variasi sate, sambal yang dipergunakan merupakan sambal olahan sendiri dengan bumbu-bumbu berbeda.

Umumnya sambal pada sate taichan terbuat dari cabai setan, minyak dan penyedap.

Sambalnya, ungkap Dicky, dibuat juga dengan cabai setan namun yang berbeda adalah penambahan bumbu rempah.

“Sambalnya memang kita buat berbeda. Tidak hanya pakai cabai setan tapi kita tambahkan rempah-rempah seperti sereh, bawang, jahe, tumbar dan lain-lain. Jadi rasa sambal tidak cuma pedas tapi ada sensasi rempah sehingga pedasnya makin nampol,” ungkap Dicky seraya tertawa.

Selain bahan baku, penampilan sambal juga cukup berbeda.

Sambalnya berwarna kecoklatan mirip dengan sambal kacang.

Diakui Dicky, banyak pelanggan mengira yang digunakan adalah sambal kacang.

Ia menegaskan, dirinya sama sekali tidak menggunakan tambahan kacang.

3 dari 3 halaman

“Enggak pakai itu (kacang) sama sekali. Warnanya memang coklat jadi terkesan mirip, padahal warna coklatnya timbul karena rempah-rempah yang digunakan, kalau pakai kacang malah tidak sesuai dengan karakteristik sate taichan,” tambah Dicky.

Kedai yang berlokasi di Jalan Sirojudin No 35 Tembalang, Semarang ini buka mulai pukul 12.00-22.00 WIB.

Harga sate dibanderol Rp 16.000 untuk sate ayam hingga Rp 19.000 untuk menu sate campur. (Maulana Ramadhan/magang tribunjateng)

Selanjutnya
Sumber: Tribun Jateng
Tags:
JakartaSemarangTembalang Jembatan Sikatak
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved