TRIBUNTRAVEL.COM - Wisata ke Semarang tak melulu Lawang Sewu, Sam Poo Kong, dan Kota Lama, lho.
Masih banyak opsi tempat bagi traveler yang melancong di Kota Lumpia ini.
Mulai wisata tematik, wisata alam perkebunan, hingga wisata yang berasal dari bekas galian tambang dengan pemandangan mengesankan bisa dikunjungi di Semarang.
Berikut Tribun Jateng hadirkan berbagai opsi wisata anti-mainstream di Semarang.
1. Menikmati ragam kesenian di Kampung Seni Palebon
Bak galeri seni luar ruang, Kampung Seni Palebon yang berada di Pedurungan, Semarang ini menyajikan beragam karya seni warganya di sepanjang jalan-jalan kampung.
Bagi para pemburu foto selfie, tentunya dapat memanjakan kamera.
Sepanjang jalan terlihat cantik dengan dekorasi dinding dan jalan yang dihiasi gambar berwarna-warni.
Sepanjang jalan dihiasi oleh warna-warni cantik dan berbagai motif gambar di dinding.
Mulai dari gambar tokoh pewayangan, Jenderal Besar Soedirman, burung hingga air terjun dan tebing.
Gambar-gambar terlihat hidup sehingga jadi magnet pengunjung untuk berfoto.
Tak hanya seni lukis, di kampung seni ini, secara rutin dilaksanakan pelatihan karawitan setiap hari minggu.
Seorang pengurus RW 9 Kelurahan Palebon Hartono berharap, kampung seni juga bisa memberdayakan sektor ekonomi dengan menjadi kampung wisata edukasi.
Kampung Seni Palebon berlokasi di Jalan Kalicari Tengah III RW 9 Kelurahan Palebon, Pedurungan, Semarang.
Tepatnya bisa dikunjungi di sini:
Peta obyek wisata Kampung Seni Palebon
2. Wisata bekas galian tambang yang eksotis di Brown Canyon Semarang
Bagi generasi milenial mungkin sering melihat penamakan galian tambang yang eksotis ketika mencari spot foto Semarang di Instagram.
Satu destinasi ini memang sedang “hits” beberapa tahun ini.
Brown Canyon merupakan satu fenomena wisata alam yang tak sengaja terbentuk karena hasil dari eksplorasi tambang manusia.
Namanya berasal dari penampakannya yang memang seperti Green Canyon yang ada di Amerika.
Palung dan bukit-bukit pasirnya menjadi pemandangan yang eksotik untuk latar berfoto.
Biasanya pengunjung akan mengambil foto dengan pemandangan di sisi timur area dengan menghadap dua bukit kembar yang menjulang.
Bukit kembar ini memang menjadi landmarknya di Brown Canyon.
Memiliki luas hampir 50 hektare, pengunjung bisa leluasa mengeksplorasi berbagai sudut, bisa menggunakan sepeda motor, mobil atau yang suka berpetualang bisa juga dijajal sebagai area trabas (motocross).
Waktu berkunjung ke sini yang tepat adalah sebelum Matahari berada tepat di atas kepala, yaitu pagi hingga pukul 11.
Selain itu, pada sore hari yang menyuguhkan sunset di sela-sela bukit batuan.
Berlokasi di timur Kota Semarang, tepatnya di Desa Rowosari, Tembalang, berbatasan langsung wilayah Kabupaten Demak.
Tepatnya bisa dikunjungi di sini:
3. Menjelajah kebun kopi di Kampung Kopi Banaran
Menikmati segelas kopi sepertinya sudah biasa bagi para pencintanya.
Namun, bagaimana dengan menjelajah di lebatnya perkebunan kopi?
Pemandangan di ketinggiannya juga memanjakan mata.
Kawasan wisata Kampoeng Kopi Banaran ini memang tak hanya sebagai perkebunan kopi, ada juga wahana rekreasi hingga camp ground.
Namun, yang menjadi ciri khasnya ialah wisata kopi, satu di antaranya menjelajah di kebun kopi tersebut.
Untuk memasuki kebun kopi, wisatawan bisa memilih tiga alternatif.
Pertama menggunakan kereta kebun yang bisa dinaiki hingga enam orang, selain itu bisa juga menggunakan kuda dan mobil golf.
Wisatawan pun akan dibawa terus menanjak, berkelok, dan berbatu hingga setengah perjalanan.
Berpegangan dan teriakan mewarnai perjalanan, sambil sesekali turun untuk berfoto dengan pepohonan kopi yang sedan ranum.
Sesaat sampai di puncak perbukitannya terlihat pemandangan Rawa Pening yang dilatarbelakangi gugusan gunung.
Wisatawan pun dapat berfoto dengan latar tersebut, sambil memegang biji kopi yang akan memerah.
Pengalaman unik tersebut bisa dicoba di Kampoeng Kopi Banaran, Jalan Raya Semarang – Solo Kilometer 35 Bawen, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Tepatnya bisa dikunjungi di sini:
Peta obyek wisata Kampung Kopi Banaran
4. Wisata belanja dan membatik di Kampung Batik Semarang
Di sinilah asal mula batik Semarang bangkit setelah terpuruk di masa penjajahan Jepang.
Saat ini pun masih menjadi sumber produksi utama motif Batik Semarang.
Tak hanya menjual, banyak rumah di sini yang melakukan proses produksinya juga di tempat yang sama.
Traveler pun dapat mengintip dapur prosuksi batik kebanggaan warga Semarang tersebut.
Tak hanya baju atau kain batik, traveler pun dapat memenuhi kantong belanja dengan berbagai aksesori dari batik,mulai tas, sepatu, hingga pernak-pernik gantungan kunci bercorak batik Semarang.
Puas berbelanja, traveler dapat belajar membatik di berbagai gerai di sini.
Walaupun tidak semua toko memiliki fasilitas ini, tapi enam dari sepuluh pembatik menyediakan tempat untuk wisatawan belajar membatik.
Berlokasi di Kampung Batik Gedong, Semarang dekat dari Kota Lama Semarang.
Tepatnya bisa dikunjungi di sini:
Peta obyek wisata Kampung Batik Semarang
5. Serunya keliling Laut Jawa sambil melihat ikan beterbangan di Puri Maerokoco
Mengunjungi Puri Maerokoco tidak saja menjadi sarana rekreasi tetapi juga menambah wawasan adat dan kebudayaan Jawa Tengah.
Selain terdapat anjungan-anjungan dengan miniatur kabupaten/kota pengunjung juga bisa mencoba mengarungi luasnya Pulau Jawa.
Satu fasilitas yang disediakan di Puri Maerokoco adalah wahana wisata air.
Di sini terdapat kapal yang digunakan untuk berkeliling Laut Jawa.
Dinamakan Berkeliling Laut Jawa karena, rute perahu yang digunakan akan dibuat seperti melintasi Laut Jawa sungguhan.
Selama perjalanan, penumpang tidak hanya disuguhkan oleh pemandangan anjungan-anjungan kabupaten/kota tetapi juga jejeran tanaman mangrove yang terlihat sangat cantik.
Deretan pohon mangrove tersebut berada di tepian danau.
Keseruan akan bertambah karena di tengah-tengah perjalanan, penumpang akan disuguhkan atraksi ikan terbang.
Ikan-ikan yang hidup di danau akan berlompatan jika dilewati oleh perahu.
Puri Maerokoco berlokasi Jalan Anjasmoro-Tawangsari, Tawangsari, Semarang.
Tepatnya bisa dikunjungi di sini:
Peta obyek wisata Puri Maerakaca
(Irzal Adiakurnia/Magang Tribunjateng)