lihat foto
Laporan Wartawan Pos Kupang, Teni Jenahas
TRIBUNTRAVEL.COM, BAJAWA - Minggu (15/1/2017) sekitar pukul 08.00 WITA, halaman Kampung Langagedha, Kecamatan Bajawa, Kabupaten Ngada, Flores, Nusa Tenggara Timur, dipadati warga yang jumlahnya lebih dari 1.000 orang.
Warga hadir untuk mengikuti perayaan misa inkulturasi Reba Langa.
Sejak beberapa tahun lalu, acara Reba Langa sudah disatukan dalam perayaan misa inkulturasi.
Perayaan misa inkulturasi dilaksanakan pada 15 Januari setiap tahunnya.
Reba dan gereja tidak bisa dipisahkan karena Reba mengingatkan kembali para leluhur yang telah mengajarkan nilai-nilai luhur.
Misa inkulturasi Reba dibagi dalam empat bagian besar yakni, pembukaan, liturgi sabda, liturgi ekaristi dan prevasi.
Untuk memberi warna budaya, dalam misa inkulturasi para pastor dan lektor menggunakan pakaian adat Bajawa, terkecuali ajudan.
Lagu-lagu misa juga menggunakan bahasa daerah Bajawa, termasuk kotbah lebih banyak menggunakan bahasa.
Kemudian, doa umat diawali dengan Bahasa Indonesia lalu diterjemahkan dalam Bahasa Bajawa.
Selain berpakaian adat, beberapa ritual adat digabungkan dalam perayaan misa, satu di antaranya Wuku Uwi atau upacara memuji Tuhan yang dilakukan pada pembukaan misa.
Setelah acara Wuku Uwi dilanjutkan dengan pembukaan misa oleh pastor yang saat itu dipimpin Romo Eman Belo Pr.
Usai misa dilanjutkan dengan upacara pemberkatan ubi beserta makanan dan minuman ritual Reba.
Selanjutnya Sui Uwi (pemecahan ubi yang meriwayatkan pengembara leluhur Bajawa) dan Bura Sua (acara pengukuhan tugas untuk mengelola warisan budaya leluhur).
Reba mengajarkan kepada warganya tentang nilai persatuan, kerukunan, damai serta saling mencintai dalam keluarga.
