Laporan Wartawan TribunTravel.com, Rizky Tyas
TRIBUNTRAVEL.COM - Pada bulan Agustus 2006 lalu, awak kapal pesiar Maiken, berlayar dari kelompok pulau Vava'u, menemukan fenomena yang sangat aneh dan jarang terjadi.
Kru menyaksikan dengan langsung, keajaiban alam di mana sebuah pulau baru terbentuk.
Lima mil setelah menepikann yacht-nya yang berlayar dari Kepulauan Vava'u di Tonga ke Fiji, Swedia, perahu balap Fredrik Fransson mengamati jika warna laut yang sedikit hijau, bukan biru seperti pada umunya.

Kemudian, ketika kapal pesiar mulai bergerak maju, ia menyaksikan partikel kasar berwarna coklat mengambang di laut.
Setelah dilihat lebih dekat, Fransson menyadari partikel kasar berwarna cokelat yang membumbung itu membentuk batu-batu bercahaya dengan gelembung gas yang berasal dari lava yang keluar dari gunung berapi.

Maiken yang berusaha berlayar mendekati tanah batu apung mulai melambat dan harus berbalik kembali ke timur.

Asap dan abu terlihat keluar dari pulau-gunung berapi itu.
Sesekali terlihat ledakan tinggi di langit dengan lava dan abu.
Menurut Fransson, "Itu semacam api yang membara, dan berasap."

"Itu tampak seperti batu bara, dan ketika ada letusan, kita bisa melihat materi baru menumpuk di atasnya," tambahnya.
Ketika kru memposting pengamatan mereka secara online, hal ini menjadi perdebatan antara ilmuwan, peneliti dan ahli geologi, sejak letusan bawah laut terjadi di tempat-tempat terpencil atau jauh ke dasar laut.

Tapi, kejadian yang satu ini benar-benar disaksikan oleh manusia dan sangat mengejutkan.
Lima bulan setelah kejadian ini, Scott Bryan, vulkanologis dari Kingston University, London mendatangi tempat tersebut.
Ia menemukan ada bau busuk (seperti telur) dari gas sulfur dioksida yang menandakan ada magma dalam proses pendinginan.

Bryan mengambil beberapa sampel air di dekat lokasi gunung berapi untuk melakukan analisis kimia dan mengakui, gunung bawah laut yang dangkal mungkin akan menciptakan sebuah pulau kecil baru.