Laporan Wartawan TribunTravel.com, Ambar Purwaningrum
TRIBUNTRAVEL.COM - Perkembangan zaman memang memberikan banyak perubahan di berbagai aspek, mulai dari teknologi sampai kesehatan.
Banyak penemuan yang ada saat ini memberikan kita kemudahan.
Meski demikian tak sedikit dari masyarakat masih mempercayai cara lama, terutama di bidang kesehatan.
Beberapa praktik tradisional masih ada sampai sekarang.
Satu di antaranya adalah penggunaan perak untuk menyembuhkan berbagai penyakit dan juga sebagai antibiotik.
Beberapa produsen mengklaim jika perak merupakan racun bagi sel-sel bakteri dan digunakan sebagai pengobatan luka bakar.
Dilansir TribunTravel.com dari laman viral4real.com, kandungan perak dalam obat-obatan juga cukup beracun bagi sel manusia.
Bahkan banyak praktisi kesehatan tak merekomendasikan pengobatan dengan menggunakan bahan perak.
Padahal beberapa tahun terakhir, beredar produk-produk yang mengandung perak.

www.viral4real.com
Mereka mengklaim jika obat yang dipasarkan itu efektif terhadap AIDS, kanker, penyakit infeksi, jerawat, kutil, wasir, kelelahan, pembesaran prostat, dan lainnya.
Padahal sejak 1999, AS Food and Drug Administration (FDA) memutuskan jika produk yang mengandung koloid perak tidak aman.
Sebab penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan kelainan argyria.

Twitter
Kelainan argyria merupakan suatu kondisi di mana kulit, mata, dan organ internal berubah menjadi pucat abu-abu.
Banyak kasus argyria terjadi selama era pra-antibiotik ketika perak menjadi bahan yang umum untuk mengobati kelelahan.