Breaking News:

Tongkonan Toraja - Dibangun dari Kayu Tanpa Paku, Rumah Adat Ini Tahan Kokoh hingga Ratusan Tahun

Dengan atap melengkung menyerupai perahu terbalik, Tongkonan bersimbol sebagai pusat pemerintahan, kekuasaan, dan strata sosial pada elemen masyarakat

Editor: Sri Juliati
IST/Sherly Stephanie
Ukiran-ukiran pada dinding rumah adat, lumbung padi yang dibangun berhadapan dengan rumah Tongkonan, hiasan tanduk kerbau, dan sebagainya, memiliki makna filosofis tersendiri. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Sebagai satu destinasi wisata di Provinsi Sulawesi Selatan, Toraja telah dikenal masyarakat luas dengan tradisi adat dan ritual kematiannya yang sangat mewah dan sakral.

Namun, di samping wisata budaya, rupanya Toraja menyimpan beragam pesona alam yang masih sangat autentik dan mampu membius para pelancong, lho.

Untuk sampai ke Toraja, usai turun dari pesawat, perjalanan dilanjut menggunakan bus malam dari Makassar menuju Toraja yang memakan waktu sekitar delapan jam.

Perjalanan darat ini bisa dikatakan cukup menegangkan.

Kondisi jalanan yang gelap, curam dan penuh tikungan, bus harus menyelip di antara kendaraan- kendaraan berkecepatan tinggi lainnya.

Ditambah dengan guyuran gerimis sukses membuat terjaga sepanjang malam.

Namun, rasa kantuk dan lelah seolah terbayar begitu tiba di kawasan Kabupaten Tana Toraja sekitar pukul 05.30 Wita.

Hamparan bukit-bukit hijau dan sawah menguning diselimuti kabut tipis berarak di atasnya serta udara sejuk pascagerimis, membuat siapa pun akan bersorak.

Juga tak putus-putusnya bersyukur atas keindahan Bumi Pertiwi yang sedang dinikmati.

Warga Banjarmasin, Sherly Stephanie bersama teman-temannya pun turut merasakan pengalaman seru ini.

2 dari 4 halaman

"Saya dan teman seperjalanan pun bergegas check in di sebuah hotel di kawasan Rantepao yang merupakan satu pusat turis di Toraja Utara," kata dia.

Hotel itu merupakan hotel kelas backpacker.

Selain fasilitasnya memadai, hotel ini juga menawarkan ragam menu makanan yang lezat lezat dengan harga terjangkau.

Puas menikmati sarapan ditemani secangkir kopi Toraja, Sherly pun bergegas untuk mengeksplorasi kawasan Rantepao.

Rumah Adat


Destinasi pertama adalah rumah-rumah adat khas Toraja yang disebut Tongkonan.

Dengan atap melengkung menyerupai perahu terbalik, Tongkonan bersimbol sebagai pusat pemerintahan, kekuasaan, dan strata sosial pada elemen masyarakat Toraja.

Tongkonan dibangun dengan unsur kearifan lokal yang diketahui dari masing-masing elemen pada konstruksinya.

Ukiran-ukiran pada dinding rumah adat, lumbung padi yang dibangun berhadapan dengan rumah Tongkonan, hiasan tanduk kerbau, dan lainny, memiliki makna filosofis tersendiri.

3 dari 4 halaman

Dia mengaku cukup beruntung karena teman seperjalanannya masih merupakan keturunan penduduk sana.

Sehingga dia bisa memperoleh akses-akses langsung ke rumah-rumah Tongkonan yang paling tua di kawasan Rantepao.

Dibangun secara bergotong-royong, rumah Tongkonan tak bisa dimiliki secara pribadi atau perorangan.

Melainkan diwariskan secara turun-temurun untuk setiap keturunan dari nenek moyang yang membangun.

"Di antara rumah Tongkonan tertua yang saya kunjungi adalah Rantepulung Pangalloan," katanya.

Ruangan Khusus

Dari luar, rumah Tongkonan yang terdiri dari dua tingkat ini tampak begitu besar.

Nah, ternyata di bagian dalam cukup mungil lantaran dibatasi partisi-partisi yang membagi ruangan jadi beberapa bagian.

Naik ke tingkat kedua, dia berkeliling dan memasuki beberapa ruangan.

Sebut saja kamar tidur, ruang makan, dapur, hingga ruangan khusus untuk meletakkan jenazah yang belum diritualkan untuk upacara penguburan.

4 dari 4 halaman

Di balkon rumah, terdapat ukiran-ukiran dari tanah liat pada dinding dan koleksi hiasan tanduk kerbau di tiang utamanya.

Ukiran pada dinding Tongkonan didominasi oleh warna hitam, merah, putih dan kuning yang diolah dari tanah liat.

Empat warna dasar tersebut memiliki arti dan makna tersendiri bagi masyarakat Toraja.

Misalnya, kuning melambangkan anugerah dan kekuasaan Tuhan (Puang Matua), hitam lambang kematian atau duka, putih yaitu tulang yang berarti kesucian, dan merah melambangkan kehidupan manusia.

Walaupun dibangun dengan mengandalkan konstruksi dari kayu uru tanpa menggunakan elemen logam seperti paku, Tongkonan sangat kuat dan bisa bertahan hingga ratusan tahun lamanya.

"Tidak hanya itu, tanaman hijau yang tumbuh merambat di atas atap bambu berlapis rumbia pun semakin menambah eksotisme rumah adat ini," katanya.

Selanjutnya
Sumber:
Tags:
TorajaSulawesi SelatanMakassar Pokon Deppa Tori Andhi Pramono Iqbal Asnan Cucuru Bayao Kue Buroncong
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved