Laporan Wartawan TribunTravel.com, Ambar Purwaningrum
TRIBUNTRAVEL.COM - Nama wanita tua ini adalah Irena Sendler.
Tak banyak yang mengenalnya sampai pada tahun 2007 silam di mana dirinya mendapatkan penghargaan Nobel Perdamaian.
Lahir di Warsawa pada tahun 1910, Irena mengalami banyak pengalaman pahit dan mengerikan dalam hidupnya.
Saat berumur 7 tahun, sang ayah meninggal dunia.
Meski demikian pengaruh kuat sang ayah membuatnya memutuskan diri untuk menjadi seorang perawat.
Tugasnya memberikan makanan dan pakaian bagi orang yang membutuhkan.

brightside.me
Sampai kemudian pada tahun 1939, Nazi Jerman menduduki Polandia.
Banyak masyarakat terutama keturunan Yahudi yang dibawa ke Ghetto Warsawa.
Dilansir TribunTravel.com dari laman brightside.me, sebagian besar dari mereka disiksa, dijadikan budak dan bahkan menjadi korban penggunaan obat-obat berbahaya.
Tak tega dengan keadaan kota yang semakin memburuk, Irene mulai membantu anak-anak korban perang untuk melarikan diri dari Ghetto.

brightside.me
Tak mudah untuk bisa mengeluarkan anak-anak tak bersalah itu dari kota.
Penjagaan yang sangat ketat memaksa Irena melakukan berbagai cara untuk bisa membebaskan mereka.
Mulai dari berpura-pura membawa mereka ke rumah sakit di luar kota, menyembunikannya di dalam karung, tong sampah sampai peti mati dilakukan.
Hasilnya, Irena berhasil menyelamatkan lebih dari 2500 anak-anak dari kematian.
Sampai kemudian pihak Jerman menemukannya.
Irena dikirim ke penjara dan disiksa.
Meski mengalami penghinaan dan penyiksaan yang mengerikan dirinya tetap tutup mulut.
Sampai pihak Nazi menyerah dan menjatuhinya hukuman mati.
Untungnya nasib baik berpihak padanya.
Seseorang menyuap tentara penjaga untuk memberinya kesempatan melarikan diri.

brightside.me
Sejak saat itu sampai kematiannya, dia hidup di bawah nama palsu dan terus menyelamatkan anak-anak korban perang.
Usai Perang Dunia 2 berakhir, Irena menggali kaleng berisi informasi mengenai anak-anak yang dia selamatkan dan diserahkan pada pihak pemerintahan untuk ditemukan.
Setelahnya Irena menikah, memiliki 3 anak dan hidup bahagia.
Saat ditanya alasannya menolong anak-anak ternyata cukup sederhana.
"Alasan saya selamatkan mereka karena berakar dari ajaran ayah saya. Saya dibesarkan untuk percaya jika kita harus membantu mereka yang membutuhkan terlepas dari kebangsaan dan agamanya".

brightside.me
Pada tahun 2007, Irena mendapatkan nominasi Hadiah Nobel Perdamaian dan setahun kemudian pada usia 98 ia akhirnya meninggal.
Wanita berhati emas ini membuktikan pada seluruh dunia, untuk menolong seseorang bisa dilakukan oleh siapa saja.
Tak peduli jika dia wanita sekalipun.