Laporan Wartawan TribunTravel.com, Rizky Tyas
TRIBUNTRAVEL.COM - Ketika suatu daerah dilanda perang, wabah penyakit atau bencana alam, orang-orang jaman dahulu lebih memilih untuk melakukan migrasi.
Mereka meninggalkan daerahnya untuk menemukan tempat baru yang lebih aman dan kehidupan yang lebih baik.
Daerah yang ditinggalkan dibiarkan kosong dan tak berpenghuni, hingga menjadi tempat yang menyimpan misteri.
Dirangkum TribunTravel.com dari laman Unbelieveable Fact, inilah kota berhantu yang ditinggalkan dari abad ke-20 dengan tragedi mengerikan di dalamnya.
1. Pulau Hashima, Jepang
Pulau ini disebut juga pulau kapal perang dengan terowongan panjang menuju tambang batu bara bawah laut yang dibeli oleh Mitsubishi Corporation pada tahun 1890.
Pulau ini dulunya menjadi tempat tinggal para penambang dengan apartemen-apartemen di dalamnya.
Selama Perang Dunia II, ketika orang-orang Jepang pergi berperang, pemerintah Jepang mendatangkan orang Korea dan China untuk bekerja di tambang.
Pada tahun 1974, batu bara mulai habis, tambang ini ditutup dan meninggalkan bangunan apartemen kosong.
2. Pripyat, Ukraina
Kota Pripyat dibangun sekitar 100 km dari Kiev pada tahun 1970 untuk rumah pekerja, insinyur, dan ilmuwan dari Chernobyl.
Berbeda dengan kota militer penting lainnya, Pripyat tidak dibatasi sampai bencana Chernobyl terjadi.
3. Kolmanskop, Namibia
Kolmanskop dulunya adalah sebuah desa pertambangan berlian yang sangat kaya, didirikan oleh penambang Jerman di sebuah pemukiman.
Tetapi, pemerintah Jerman saat itu menyatakan daerah tersebut dilarang untuk pertambangan.
Dengan kekayaan yang sangat besar, bangunan arsitektur bergaya Jerman, rumah sakit, ballroom, kasino, dan banyak fasilitas lainnya termasuk pabrik es, stasiun x-ray, dan kereta api di tempat itu akhirnya ditinggalkan pada tahun 1954.
4. Quneitra, Suriah
Quneitra dibangun pada era Ottoman sebagai stasiun Damaskus untuk kafilah.
Sejak awal abad 20, kota ini telah terperangkap dalam berbagai konflik.
Pada tahun 1946, kota ini menjadi bagian dari Suriah independen, lalu pada tahun 1964 menjadi ibu kota Queneitra Governorate.
Pada tahun 1967, kota ini berada di bawah kendali Israel dan pada tahun 1973 sempat direbut kembali oleh Suriah, hingga akhirnya lagi berada di bawah kendali Israel.
Pada tahun 1974, kota ini hampir sepenuhnya hancur akibat dilakukannya penarikan oleh Israel.
Suriah menolak untuk membangun kembali kota tersebut dan akhirnya ditinggalkan.
5. Oradour-sur-Glane, Perancis
Desa Oradour-sur-Glane berada di bawah Prancis yang pada waktu itu diduduki Nazi selama Perang Dunia Kedua.
Pada tanggal 10 Juni 1944, 642 warga desa dibantai oleh perusahaan Waffen-SS Nazi.
Batalion menutup desa dan memerintahkan penduduk desa untuk berkumpul bagi mereka yang memiliki surat-surat identitas.
Orang-orang itu dibawa ke lumbung dan gudang, ditembak kakinya lalu dibakar dalam lumbung.
Para wanita dan anak-anak juga dikunci di dalam gereja yang dibakar.