TRIBUNTRAVEL.COM - Jika traveler tengah bertandang ke Ambarawa, Jawa Tengah, sempatkan diri mampir untuk menikmati serabi kucur yang dijajakan di sepanjang Jalan Desa Ngampin, Kecamatan Ambarawa, Kota Semarang.
Tak kurang dari 40 kios berukuran 1,5 meter x 1,5 meter berderet menyambut pengendara jalanan yang akan menuju Yogyakarta dari arah Semarang.
Seorang penjual serabi Ngampin, Sutarmi (64) mengaku sudah serabi sejak 20 tahun lalu.
Menurut Sutarmi, kudapan ini sudah ada sejak zaman nenek moyang.
Ia mendapat resep pembuatan serabi kucur dari sang nenek sebab saat kecil sering ikut sang nenek membuat serabi.
Sebelum akhirnya menempati kios yang kini berada di depan gerbang Lingkungan Seneng, Desa Ngampin, Sutarmi hanya membuat serabi pada bulan Ramadan dan Ruwah atau Sya’ban.
Tentu bagi penikmat serabi akan dibuat bertanya-tanya, apa bedanya serabi Ngampin dan Solo yang legendaris itu?
Yang sangat jelas terlihat adalah ukuran, bahan dasar, serta kuah yang dituangkan di atas serabi.
Ukuran serabi Ngampin lebih kecil ketimbang serabi Solo, juga tepian serabi Ngampin lebih lunak daripada serabi Solo yang krispi seperti leker.
"Serabi Solo menggunakan bahan dasar tepung terigu dan telur, sedangkan serabi Ngampin hanya memakai beras sebagai dasar tepungnya," kata dia.
Untuk proses pengolahan, Sutarmi pun masih mempertahankan memasak serabi menggunakan tungku tanah liat dan kayu bakar.
Tak hanya itu, makin tambah nikmat sebab serabi Ngampin diguyur kuah santan gula Jawa.
Gula merah yang dicairkan atau jamak disebut juruh ini menjadi penyeimbang rasa gurih santan.
Adonan serabi terdiri dari tiga warna yakni cokelat, putih, dan hijau.
Warna-warna tersebut bisa dikombinasikan sehingga menghasilkan perpaduan serabi cantik.
"Pertama harus adonan putih supaya tidak lengket. Setengah sendok takar masing-masing adonan. Harus ditutup biar bisa mekar serabinya," ungkap Sutarmi.
Ia menuturkan, pembeli boleh meminta seberapa banyak kuah yang akan dituang ke dalam serabi matang.
Satu buah serabi yang dijajakan Sutarmi, dihargai hanya Rp 1.000, lho.
So, jangan ngaku ke Ambarawa bila belum mencicip gurih dan manisnya serabi Ngampin! (Tribun Jateng/Shela Kusumaningtyas)