Breaking News:

5 Suku di Indonesia Ini Punya Hal Unik, dari Pencuri Malah Dimodali hingga Bermata Biru

inilah lima suku di Indonesia yang punya kebiasaan unik dan dijamin buatmu makin bangga dengan tanah ini.

Penulis: Sri Juliati
Editor: Sri Juliati
Daily Mail
Suku Dani masih memegang kuat identitasnya. Pakaian tradisional Koteka sangat terkenal luas hingga mancanegara 

TRIBUNTRAVEL.COM - Satu hal yang membuat rakyat makin bangga dengan Indonesia adalah banyaknya suku yang mendiami negara ini.

Menurut sensur Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2010, Indonesia punya 1.340 suku bangsa.

Mereka tersebar dari Sabang hingga Merauke, dari kota hingga pelosok hutan.

Dengan banyaknya suku ini, tentu kebudayaan di Tanah Air semakin beragam dan menakjubkan.

Tambahan pula, masing-masing suku memiliki ciri khas, kebiasaan, ritual, bahasa, hingga ciri fisik yang berbeda dengan suku lainnya.

Dirangkum TribunTravel.com, inilah lima suku di Indonesia yang punya kebiasaan unik dan dijamin buatmu makin bangga dengan tanah ini.

1. Suku Boti, Nusa Tenggara Timur


TRIBUNNEWS.COM / YULIS
Suku pedalaman di Boti, Nusa Tenggara Timur

Suku Boti merupakan keturunan dari suku asli Pulau Timor, Atoni Metu.

Mereka tinggal di kawasan terpelosok nan terisolir atau sekitar 40 km dari kota Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), So’e, tepatnya Desa Boti, Kecamatan Kie.

Nah, ada yang unik dari Desa Boti karena sama sekali tak ada pencuri!

2 dari 4 halaman

Hewan ternak yang tak diberi kandang pun tak pernah ada yang mencuri.

"Tak hanya sapi, kambing, kendaraan milik warga di jalanan pun tak ada yang mencuri," jelas Ansel, warga setempat dilansir dari Tribunnews.com.

Asal tahu saja, setiap mereka yang mencuri akan Raja Boti akan memberikan apa yang sudah dicuri.

"Kalau ada yang mencuri kambing, kami beri mereka kambing agar sama dengan warga lain," jelas Raja Boti.

Sementara jika ada warga yang mencuri hasil kebun, maka pencuri tersebut diberikan tanah agar bisa berkebun dan memiliki hasil sendiri.

"Kami berikan tanah agar bisa berkebun sendiri," ujar Raja Boti yang memiliki rambut panjang di konde ini.

Raja Boti juga melarang warga berburu burung di perkampungan.

"Kalau berburu hewan atau burung, kami di hutan. Kalau berburu di kampung, hewan akan punah," jelas Ansel.

2. Suku Mentawai, Sumatera Barat


imgur.com

Suku yang dikabarkan terancam punah ini punya ritual cukup menyeramkan bagi kaum wanita di sana.

3 dari 4 halaman

Untuk tampil dan disebut cantik, mereka harus mengerik gigi dengan menggunakan pahatan kayu dan batu.

Untuk mengurangi rasa sakit, biasanya para wanita ini mengigit pisang hijau sebelum memamerkan senyum barunya dengan gigi tajam.

Tradisi ini sudah dilakukan sejak zaman nenek moyang secara turun temurun sebagai simbol kedewasaan.

Konon, gigi yang dikerik melambangkan kecantikan dan kepercayaan diri wanita Mentawai yang akan beranjak dewasa.

Gigi para wanita ini dikikir runcing dan dianggap melambangkan kebahagiaan serta keseimbangan antara tubuh dan kedamaian jiwa.

Ritual ini juga bisa menjaga keharmonisan keluarganya.

Setelah melakukan ritual ini, para wanita akan menjadi lebih cantik dan suaminya tidak akan meninggalkannya.

3. Suku Asmat, Papua


huffingtonpost.com

Suku Asmat merupakan suku terbesar dari sekian suku yang mendiami tanah Papua, Indonesia.

Ada satu adat istiadatnya yang cukup unik dari suku ini.

4 dari 4 halaman

Bila kepala suku atau kepala adat meninggal, maka jasadnya akan disimpan dalam bentuk mumi.

Proses pembalseman atau mumifikasi dilakukan dengan mengolesi jasad dengan ramuan alami lantas diletakkan di atas perapian.

Tujuannya agar jasad terkena asap dan lama-kelamaan menghitam.

Nah, jasad yang telah menghitam akan dikeluarkan ketika ada tamu yang berkunjung atau dipajang di depan rumah.

3. Suku Dani, Papua


Daily Mail

Sama-sama tinggal di Papua, ternyata Suku Dani juga punya tradisi unik yaitu memutilasi jari.

Hal ini dilakukan para wanita yang telah kehilangan orang terkasih.

Praktik ini dilakukan sebagai lambang kesedihan dan berduka karena ditinggal pergi orang terkasih.

Hanya saja, kebiasaan ini sudah tak dilakukan karena dilarang pemerintah.

Meskipun demikian, jejaknya masih dapat dilihat pada wanita yang sudah berusia tua, di mana beberapa jari mereka terpotong.

Mereka juga termasuk satu suku yang paling terisolasi di dunia namun ramah pada para wisatawan.

Dalam berpakaian, cara mereka cukup terbuka.

Pria hanya memakai koteka atau selubung alat vital, sedangkan wanita tidak memakai baju atasan.

4. Suku Toraja, Sulawesi Selatan


BARRY KUSUMA
Upacara pemakaman Rambu Solo di Tana Toraja, Sulawesi Selatan.

Satu tradisi yang paling dikenal banyak orang di luar suku ini adalah ritual pemakaman yang butuh banyak biaya.

Adalah Rambu Solo yang merupakan upacara pemakaman dengan persiapan berbulan-bulan.

Sementara menunggu upacara siap, tubuh orang yang meninggal dibungkus kain dan disimpan di rumah leluhur atau tongkonan.

Masyarakat Toraja percaya tanpa upacara penguburan ini, maka arwah orang yang meninggal akan memberikan kemalangan pada orang-orang yang ditinggalkan.

Orang yang meninggal hanya dianggap seperti orang sakit.

Karenanya masih harus dirawat dan diperlakukan seperti masih hidup dengan menyediakan makanan, minuman, rokok, sirih, atau beragam sesajian lainnya.

Bagi kalangan bangsawan yang meninggal maka mereka memotong kerbau yang jumlahnya 24 hingga 100 ekor sebagai kurban (Ma’tinggoro Tedong).

Satu di antaranya bahkan kerbau belang yang terkenal mahal harganya.

Upacara pemotongan merupakan satu atraksi yang khas Tana Toraja dengan menebas leher kerbau tersebut menggunakan sebilah parang dalam sekali ayunan.

5. Suku Lingon, Maluku


NET

Ada yang unik dari ciri fisik masyarakat Suku Lingon yang tinggal di pedalaman hutan Halmahera Timur, Maluku.

Mereka memiliki mata biru atau kehijauan, bertubuh tinggi besar, dan berkulit putih, bahkan tak jarang suku berambut pirang.

Secara fisik suku ini mirip seperti orang-orang Eropa!

Bukan tanpa alasan, suku ini termasuk dalam ras kaukasoid, sehingga tampilan fisik lebih menyerupai orang bule.

Diprediksi suku ini berasal dari sisa-sisa bangsa Portugis yang menghindar ke dalam hutan pada masa penjajahan.

Tapi dari cerita rakyat yang beredar, sekitar 300 tahun yang lalu, sebuah kapal dari daratan Eropa, karam dan tenggelam dekat perairan Halmahera.

Sekelompok penumpang kapal ada yang selamat dan terdampar di pulau ini.

Para penumpang kapal yang selamat ini tidak bisa kembali ke negeri asalnya.

Sayang, hingga kini, keberadaan suku ini masih jadi tanda, apakah masih ada atau sudah punah?

Selanjutnya
Tags:
Desa BotiSuku DaniAsmatTorajaIndonesiaSuku Lingon
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved