Laporan Wartawan Tribun Jogja, Hamim Thohari
TRIBUNTRAVEL.COM - Yogyakarta merupakan satu daerah yang menjadi surga kuliner di Indonesia.
Beragam jenis kuliner mulai dari kuliner tradisional beberapa daerah, hingga western ada di kota ini.
Meski demikian, kuliner tradisional asli Jogja tetap memiliki tempat tersendiri bagi warganya atau mereka yang sedang berada di Kota Pelajar.
Satu kuliner khas Yogyakarta yang cukup unik dan wajib dicoba adalah mi lethek.
Dalam bahasa Jawa, lethek berarti kotor/ kusam.
Nama ini digunakan karena mi khas Yogyakarta, khususnya daerah Bantul lantaran tampilannya kusam dan terkesan kurang menarik.
Tetapi soal rasa, mi yang terbuat dari tepung tapioka (ketela) tersebut tidak kalah dengan mi lainnya.
Dari beberapa tempat makan yang menyajikan mi lethek, warung makan Mie Lethek Mbah Mendes adalah satu yang wajib dicoba.
Meskipun hadir belum terlalu lama, yakni sejak November 2014, tetapi mi lethek Mbah Mendes sudah memiliki banyak pelanggan.
Selain rasa, dengan mengusung konsep warung makan tradisional yang sehat menjadikannya berbeda dengan warung makan kebanyakan.
"Semua makanan yang ada di sini diolah tanpa menggunakan bumbu penyedap atau MSG," ujar Hanung Sudibyono, pemilik Mie Lethek Mbah Mendes.
Lebih lanjut dia mengatakan, mi lethek yang menjadi andalan tempat makannya menggunakan bahan makanan sehat karena rendah gluten (gula) dan sama sekali tidak menggunakan bahan pengawet.
Mi itu menyerupai bihun namun dengan tampilan lebih kusam lantas diolah menjadi berbagai menu.
Mi lethek godog, mi lethek goreng, plencing godog, plencing goreng, adalah beberapa menu andalannya.
Menu mi lethek godog hampir menyerupai bakmi Jawa godog.

Mie Lethek Goreng
Mi lethek dimasak bersama sejumlah sayuran seperti loncang, seledri, wortel, serta tambahan telur, dan daging ayam kampung.
Lebih Nendang
Untuk kuah digunakan kaldu ayam kampung yang rasanya benar-benar gurih.
Meski tanpa menggunakan MSG, menu ini begitu terasa gurih dan nendang.
Hal ini karena racikan yang pas dari beberapa bumbu yang digunakan.
Dikatakan Hanung, penggunaan bawang putih dan kemiri yang berani membuat olahan mi lethek Mbah Mendes terasa nendang.
Untuk menu plencing, hampir sama dengan mi lethek godog atau goreng.
Yang membedakan adalah citarasa plencing lebih manis dan pedas.

Plencing Godhog
Rasa yang berbeda ini karena untuk menu plencing (baik godog dan goreng) menggunakan tambahan kecap dan irisan cabai rawit.
"Konsumen bisa memilih level pedas dari menu plencing yang mereka pesan," kata Hanung.
Menu Lain

Nasi Jagung Goreng
Mie Lethek Mbah Mendes juga menyediakan nasi goreng, tetapi nasi yang digunakan terbuat dari jagung yang juga rendah gluten sehingga baik untuk kesehatan.
Olahan mi lethek lainnya yang unik adalah omelet mi lethek dan soto lethek.
Menu-menu penggugah selera tersebut dapat dinikmati mulai dari harga Rp 15 ribu.
Selain itu, makanan khas Yogyakarta lainnya seperti beragam jenis sayur lodeh bisa pengunjung temukan.
Saat ini Mie Lethek Mbah Mendes ada di dua lokasi, yakni Dusun Sarirejo, Kelurahan Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Sleman atau selatan Lottemart.

FOTO-FOTO: TRIBUN JOGJA/HAMIM THOHARI
Satu lagi berada di Jalan Parangtritis Km.3,5, Sewon, Bantul, atau di lokasi Ex STIKERS.
Untuk jam buka, Mie Lethek Mbah Mendes Maguwoharjo buka dari pukul 08.00 hingga 22.30 WIB.
Sementara yang di Jalan Parangtritis buka dari pukul 16.00 hingga 22.30 WIB.