Breaking News:

Siap-siap, Pajak Minuman Bersoda Akan Meningkat 20 Persen, Alasan Ini yang Picu Kenaikkannya

Traveler, sebuah kabar beredar diperuntukkan minuman dengan kandungan soda. Kabar tersebut adalah adanya kenaikan pajak dalam setiap minuman ini.

Medical Daily
Ilustrasi minuman bersoda 

TRIBUNTRAVEL.COM - Traveler, sebuah kabar beredar diperuntukkan minuman dengan kandungan soda.

Kabar tersebut adalah adanya kenaikan pajak dalam setiap minuman bersoda.

Hal ini seperti yang disampaikan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).

WHO meminta pada setiap negara untuk manaikkan pajak minuman bersoda mengingat produk ini dianggap sebagai faktor pemicu obesitas dan diabetes.

Bulan Oktober lalu, WHO meminta agar pajak minuman bersoda dan kaleng lainnya dinaikkan setidaknya 20 persen.

Dengan demikian, masyarakat akan berpikir ulang untuk mengkonsumsi minuman soda atau kalengan lainnya.

Jika konsumsi minuman soda berkurang, otomatis risiko obesitas dan diabetes ikut menurun.

Permintaan WHO ini langsung ditanggapi serius oleh para produsen minuman soda dan kalengan.

Mereka menganggap tuduhan tersebut tak berdasar dan tanpa bukti ilmiah.

Menanggapi hal itu, Temo Waqanivalu dari Departemen Penyakit Tidak Menular dan Promosi Kesehatan WHO mengatakan, saat ini sudah banyak bukti ilmiah yang mendukung keputusan WHO.

2 dari 2 halaman

Dengan mengurangi konsumsi minuman soda atau minuman kalengan lainnya maka bisa mengurangi risiko terkena obesitas dan penyakit kronis seperti diabetes.

“Kebijakan seperti ini bisa mengurangi potensi ledakan obesitas. Sebab minuman soda dan kalengan turut ‘menyumbang jasa’ pada kasus obesitas,” ujar Michael Bloomberg selaku Duta Penyakit Tidak Menular WHO.

Jumlah orang yang mengalami obesitas di Amerika meningkat paling pesat jika dibanding negara lainnya.

Para ahli kesehatan yakin, jika soda berperan besar pada kejadian ini.

Obesitas sendiri merupakan kunci dari berbagai masalah kesehatan.

Misalnya, penyakit yang berkaitan dengan pembuluh darah, serangan jantung dan diabetes.

Obesitas juga bisa menimbulkan gangguan organ reproduksi dan kesuburan.

Pemerintah Amerika Serikat sendiri telah menghabiskan lebih dari USD 190 miliar untuk menangani obesitas sejak tahun 2012.

Sebaliknya, keuntungan para produsen soda dan minuman kaleng meningkat dua kali lipat.

(Kompas/Michael Metekohy)

Selanjutnya
Sumber: Kompas.com
Tags:
Amerika SerikatWHOTribunTravel.com Quincy Jones Pager (Beeper) Virus Nipah
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved