TRIBUNTRAVEL.COM - Seorang bocah lelaki menangis tidak tertahankan karena sebuah persoalan sederhana yang harusnya menjadi perhatian manusia di seluruh dunia.
Dalam sebuah video yang diunggah ke Instagram oleh akun @Emotional_Enviro, seorang bocah yang sedang berada di dalam mobil menangis tanpa henti.
Saat ditanya seorang perempuan yang juga merekam videonya, bocah itu mengungkapkan alasannya menangis.
Begini kata-kata bocah tersebut dalam terjemahan Indonesia:
"Planet akan hancur. Orang-orang menghancurkannya.
Mereka membuang sampah di tanah, menebang tanah, dan mengubah hutan menjadi bangunan, menjadi jalan.
Mereka harus memikirkan apa yang telah mereka lakukan terhadap planet.
Mereka harus memikirkan apa yang telah mereka lakukan terhadap binatang-binatang.
Mereka menjadi sangat buruk dan aku bisa menyebut mereka orang-orang bodoh.
Atau lebih buruk dari itu, aku bisa menyebut mereka kotoran.
Aku akan mencoba mengajar mereka ketika nanti aku sudah dewasa."
Setelah mengatakan tersebut, perempuan yang merekam videonya menawarkan kepada bocah itu untuk membuat poster peringatan sehingga dia tidak perlu melukai siapapun.
Mendapat tawaran itu, sang bocah mengatakan akan membuat poster, namun tetap akan menghajar siapapun yang merusak lingkungan.
"Aku akan berteriak kepada mereka.
Aku tidak sekadar akan berteriak, tetapi aku akan berteriak keras-keras tepat di telinga mereka. Aku benci mereka!
Aku hanya tidak ingin binatang-binatang mati."
Sambil menangis semakin kencang, bocah itu mengatakan sangat berharap bahwa saat ini dia adalah orang dewasa.
"Aku berharap aku adalah orang dewasa sekarang ini karena aku ingin melakukan semua itu sekarang juga."
Dalam adegan selanjutnya, bocah itu juga mengatakan, dia sangat sedih karena mengetahui, ada binatang-binatang yang di perutnya tersimpan plastik, sampah yang dibuang manusia.
Meski tidak disebutkan siapa identitas bocah itu dan dari mana dia berasal, namun di Facebook, video ini telah sangat populer.
Dilansir TribunTravel.com dari Surya, video ini telah dilihat lebih dari 180 ribu kali dan telah dibagikan lebih dari 2.500 kali. (*/Eben Haezer Panca)